28.12.11

A phase in life (V) #FiksiMini

"Psstt tante, udah denger gosip terbaru belum?" Mia putri Mas Danu mendekati Tantri
"Tante jarang nonton Infotainment Ia"
"Ihs siapa yang lagi ngomongin artis, bukan tantee, Ia lagi ngomongin papah, denger-denger papah mau masukin eyang ke Panti Jompo"
"Hah?? yang bener kamu Mia" Mia mengangguk cepat secepat tangannya yang meraih lengan Tantri
"Tante mau kemana? Jangan langsung dikonfrontir doong, nanti Ia yang kena semprot sama papah" 
Tantri menghela nafas
"Iya ngga jadi, for your own good" kata-katanya disambut cengiran lebar khas Mia

Tapi bukan berarti Tantri akan tinggal diam, ia lalu mendatangi Gendis, kakak iparnya
"Mba, aku mau tanya sesuatu"
"Serius banget sepertinya. Ada apa sih buu" gaya Gendis yang santai mencairkan sedikit kegelisahan Tantri
"Apa benar mas Danu mau kirim Ibu ke Panti Jompo?"
Gendis diam
"Kamu tanya aja langsung deh sama Danu, aku ngga tahu pasti, tapi memang dia pernah mengusulkan hal itu. Aku ngga setuju Tri cuma.. kamu tahu sendirikan kakakmu itu kemauannya keras"

Dan tidak menunggu lama Tantri mendapatkan kepastian akan hal tersebut. Setelah usai acara arisan keluarga. Danu memanggilnya dan Rinto
"Mumpung kita lagi ketemu nih, aku mau kasih tahu kalian mengenai rencanaku"
"Rencana apa mas?" Rinto bertanya mewakili kegundahan hati Tantri
"Aku mau menitipkan ibu ke Panti Jompo" Danu bersuara agak pelan, mungkin mencegah agar ibu tidak mendengarnya
"Mas... apa-apaan sih kamu ini, jangan konyol deh. Tega banget sih kamu, orang tua kita tinggal satu. Masa ngejagain ibu aja kamu ngga mau" akhirnya keluarlah apa yang telah mengganjal di hati Tantri sejak sore tadi
"Bukannya ngga mau Tri, kita semuakan orang sibuk, kamu aja kadang ngga punya waktu buat anak-anakmu. Kondisi ibu sudah pikun perlu pengawasan ekstra. Kamu tahu ngga kemaren ibu nyalain kompor gas, panci diatasnya dibiarkan kosong ngga ada airnya. Itukan bahaya"
Danu menyambung kata-katanya "Belum lagi beberapa waktu lalu ibu keluar rumah, ngga tahu jalan pulang. Untung ada satpam komplek yang nganterin ibu pulang" ia seolah sudah mempersiapkan diri akan penolakan Tantri
"Pokoknya ngga, aku ngga setuju. Kamu jangan jadi anak durhaka!!" ia melangkah keluar rumah, menuju garasi dan membanting pintu mobil
"Arghh anak keras kepala, Rinto coba kamu kasih pengertian ke istrimu itu" Rinto mengangguk dan menyusul Tantri setelah berpamitan secara cepat kepada Danu, Gendis dan ibu yang ada dikamar

"Hon, mau aksi diam sampai rumah?? Aku kan ngga salah apa-apa koq jadi aku yang dicuekin" Rinto menoleh kepadanya sesekali sambil terus memperhatikan jalan
"Aku sedih, koq tega-teganya mas Danu begitu. Kasihan kan ibu" air mata yang dari tadi tergenang akhirnya turun juga melewati pipi dan dagunya, menetes membasahi rok abu-abu kesayangannya
"Iya aku ngerti perasaan kamu. Terus kamu maunya bagaimana? Mas Danu ada benarnya juga, di rumah itu semua orang sibuk. Di rumah kita juga. Hmm coba dulu orang tuamu punya sebelas anak pasti banyak yang jagain ibu"
"Ngga lucu" tapi mau tidak mau Tantri tersenyum mendengar kata-kata Rinto


"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam, Tri.. Kamu lagi sibuk ya? Maaf ya mba sampai telpon kamu ke butik, habisnya nelpon ke HP ngga diangkat-angkat"
"Eh iya nih mba sori lagi ribet banget. Ada apa mba?"
"Hmm gimana yah ngomongnya. Duh..."
"Yah ngomong aja atuh, apa mau smsan aja? hehe"
Gendis yang sebelumnya takut Tantri masih marah terhadapnya menjadi agak tenang sedikit dan berani mengatakan..
"Danu serius mau titip ibu di Panti Jompo, rencananya besok dia mau bawa ibu ke sana. Bagaimana ini Tri? Aku ngga bisa mencegah dia karena... aku juga lagi sibuk banget, masih ada beberapa wedding party yang harus aku organize"
Tantri terdiam, hatinya mencelos
"Halo.. Halo.. Tantri.."
"Eh iya mba, aku dengar. Nanti aku telpon lagi ya. Atau nanti sore atau malam deh aku ke sana" ia bingung, perasaan ingin menangis itu muncul lagi. Ia menganggap wacana panti jompo hanya sekedar wacana yang akan dilupakan kakaknya tapi ternyata...

"Kamu serius Hon? Bagaimana dengan butik? Bukannya kamu minggu depan mau ke Surabaya sama Makassar untuk buka cabang? Ekspor ke Singapur bagaimana?" Rinto menguji keputusan Tantri dengan mengumpulkan kembali kepingan cita-citanya yang akhirnya sebentar lagi akan terwujud
"Aku cuti dulu. Rika akan menggantikan aku" jawabnya singkat, pandangannya tetap lurus kedepan. Menghitung jarak yang tersisa antara ia dan ibu. 

No comments:

Post a Comment

leave ur track so i can visit u back :)

Friends *ThankU ;)