27.7.15

Review Film 'Surga Yang Tak Dirindukan' by Asma Nadia

Assalamu'alaikuumm...

Haihaihai bagaimana kabarnya yang habis libur lebaran nih?? Senang dong ya, pasti banyak yang bisa diceritakan. Tapi saya bukan ingin membahas tentang liburan melainkan akan mengulas sedikit pendapat saya mengenai film terbaru Asma Nadia yang sudah diputar di Bioskop sejak pertengahan bulan Ramadhan kemarin *cmiiw.



Sebelum film diputar biasanya ada cuplikan-cuplikan dari Film yang Coming Soon, dan kali ini cuplikannya di dominasi dengan film Indonesia.... Hmm mungkin karena film yang akan ditayangkan film Indonesia kali yaa. Tapi saya kurang menikmati 'iklan-iklan' tersebut karena beberapa film Indonesia itu koq (dalam pandangan saya) semakin berani yaa... adegan bersentuhannya itu loh! Sampai-sampai jarak antara cewek dan cowoknya duhduuhh, bener-bener no boundaries! Mendingan cuplikannya Mission Impossible - Rogue Nation deh hehe.

Surga Yang Tak Dirindukan

Back to the topic, film yang diangkat dari novel nya Mbak Asma Nadia ini lumayan bagus dari segi karakter, aktor yang memainkan, lighting dan sebagainya (dari segi penonton seperti saya). Dari awal saya tertarik menonton film ini karena Terprovokasi Testimoni, maka itu saya sudah siapkan tissue :p tapi untungnya mata saya hanya berkaca-kaca dari awal sampai akhir. Hei lumayan susah loh menahan air mata ituu, tapi saya berusaha kuat karena suami di sebelah saya selalu menyenggol untuk mengecek apakah ada air mata yang mengalir ke pipi saya dan kalau ada dia pasti langsung meledek haha.

Oh ya tapi ada juga scene yang agak kurang enak di mata, misalnya ketika Mei Rose berada di rumah, well oke saya mengerti dia-ada-di-rumahnya-sendiri-jadi-terserah-dia-mau-berpakaian seperti-apa tapii untuk kepentingan film apalagi film ini ada unsur dakwah dan religi nya seharusnya Mei Rose bisa berpakaian sedikit tertutup. Ga enak ah sama bapak-bapak atau mas-mas yang nonton hehe.

But overall film nya okeh, untuk para ibu pastilah jadi merenungi sedikit tentang karakter Arini yang kuat, tabah, akhirnya menerima keputusan suaminya untuk berpoligami walaupun sebelumnya dia marah besar sampai mendatangi Mei Rose. Untuk para bapak (mudah-mudahan) juga merenungi bahwa pada dasarnya tidak ada wanita yang ingin diduakan, sebaik apa pun alasannya pastilah sakit itu akan ada walaupun istri yang shalehah akan berakhir dengan menerima takdir seperti itu. Untuk para wanita yang berniat atau sedang di posisi Mei Rose juga bisa mengambil pelajaran bahwa menciptakan kebahagiaan itu tidak perlu dengan menyakiti wanita lain.

Semua orang memang merindukan surga tapi surga nya para wanita yang ditempuh melalui jalur poligami itu sangat berat, tidak diidamkan, tidak dirindukan.


^-^

Friends *ThankU ;)