Kalimat "Belum dapat hidayah." acap kali aku dengar dari orang-orang di sekelilingku, entah itu dari salah seorang teman yang berbeda agama atau yang seiman. Dulu, aku setuju dengan kalimat itu, tetapi kini aku pikir hidayah itu bukanlah 'sesuatu yang turun dari langit dengan begitu saja', seseorang yang menginginkan hidayah harus juga mencarinya.
Hidayah itu sama saja dengan rizqi. Kita tidak bisa menunggu rizqi datang dengan tiba-tiba tanpa ada upaya untuk mendapatkannya. Kita harus keluar rumah dan bekerja, barulah setelah itu kita mendapatkan penghasilan. Contoh lain dari rizqi yaitu berupa kesehatan, yang kita dapat karena menjaga diri kita dari hal-hal yang bisa menimbulkan penyakit. Atau juga otak yang cemerlang, keluarga yang bahagia dan banyak rizqi yang lain.
Balik lagi ke masalah hidayah atau petunjuk atau cahaya, Rasulullah SAW pun melewati fase ini, beliau mengasingkan diri dari hiruk pikuk kaumnya, salah satunya dengan berkontemplasi di Gua Hira yang di sana pulalah beliau mendapat wahyu pertama.
Atau ... pernahkah kamu mendengar cerita tentang seseorang bernama Dzulqarnain? Dengan pasukannya ia pergi untuk mencari hakikat iman lalu Allah mempertemukannya dengan Nabi Ibrahim a.s. Dan setelah itu bersama Nabi Khidir a.s., ia berkeliling negeri untuk mengajarkan ilmu Allah, sampai kemudian ia bertemu suatu negeri yang penduduknya takut akan Ya'juj dan Ma'juj. (Kisah ini dapat dibaca di dalam Surat Al Kahfi).
Jadi sekali lagi mari kita pahami bahwa hidayah adalah suatu bentuk pemahaman setelah kita mencari, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba. Dan tentu saja, kita harus melewati beberapa fase untuk mendapatkannya ^_^.
Salam Jum'at Penuh Berkah
"Siapa membaca surah Al-Kahfi pada hari jum’at, akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua jum'at" (HR Hakim, Baihaqi)
..
..