27.5.16

Sudah Cukup, Selesai

Tak bisa ku jawab kata-kata indah dari seseorang yang dulunya pernah sangat ku cinta.
Tapi cinta yang salah tidak perlu dimanja.
Karena hanya menghancurkan banyak hati yang terlibat di dalamnya.

Dan aku sampai pada fase menyesal telah mengenal dia.
Menyesal pernah merengkuh indahnya waktu yang tak seharusnya aku rasa.
Mungkin baginya sikapku ini hanya keegoisanku semata.
Padahal tidak, aku memikirkan hati orang2 disekitar yang tentu tak bisa menerima perasaannya itu begitu saja.

Dan apakah aku pun sudah tidak lagi merasa cinta? Ku katakan “Iya”. 
Rasa itu telah ku terbangkan bersama angin senja.
Walau rindu terkadang hadir seolah meminta haknya.
Membuatku tak kuasa menyapa dan… Kembali jatuh ke lubang yang sama?
Kali ini ku katakan “Tidak” karena aku belajar untuk menghargai logika.
Tidak ada nomernya yang ku simpan dan kembali dia ku kubur dalam peti kayu yang ku buang ke ruang hampa.

Sudah-cukup-selesai-tidak-akan-ada-lagi-kita.
Walaupun hanya berteman saja.

Note : Penggalan narasi yang masih mencari rumah fiksinya.

19.5.16

Lima huruf dari CINTA

Inginku menulis tentang cinta.
Walau terlalu banyak yang berseliweran hingga tak dapat dituangkan dengan kata-kata.
Kupejamkan mata.
Mencari arti sesungguhnya dari lima huruf yang menghipnotis dunia.
Pemberian terbesar dari Sang Maha Pencipta yang Mencinta.

Sulit.
Dan lima huruf tadi berubah menjadi rumit.
Ketika ia bersinggungan dengan nafsu yang menggigit.
Terjepit dan ingin dituntaskan seperti sedang sembelit.

Atau menjadi mudah.
Ketika ia berada di tangan manusia yang pasrah.
Ringan bagai bulu yang diterbangkan kemana entah.
Hanya menuruti angin tanpa berencana untuk marah.

Aku ingin menjadi yang memudahkan.
Dengan dirimu berdampingan.
Meski sulit namun pantas untuk diperjuangkan.
Karena memiliki cinta adalah suatu keharusan.

Note : Penggalan narasi yang masih mencari rumah fiksinya.

Friends *ThankU ;)