Bahagia, Puas dan Senang

"Kebahagiaan itu letaknya di hati," kata seseorang kepada saya, "dan bahagia itu karena bersyukur, bukan karena berlimpahnya materi." Lanjutnya lagi. Saya membenarkan dan menancapkan kata-kata itu dalam hati. "Iya benar juga, karena banyak orang yang berlebihan dalam materi tetapi hidupnya tidak bahagia, keluarga yang menjadi alasannya mencari uang bisa jadi sedang di ambang kehancuran. Misalnya karena sang istri lebih senang berfoya-foya dengan teman-temannya, dan sang anak sedang dalam panti rehabilitasi karena narkoba yang telah meracuninya. Sedangkan ditempat lain ada keluarga sederhana yang hidupnya lurus karena selalu bersyukur, bisa saja toh," saya kembali merenungi satu kata yang menjadi tujuan bagi semua orang, yaitu Bahagia.

Menurut bahasa, bahagia adalah suatu keadaan dimana dirasakan tenang dan tentram atau bebas dari sesuatu yang menyusahkan. Secara harfiah, bahagia adalah suatu keadaan, sedangkan menurut agama bahagia adalah ketika kita melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya, atau ketika kita banyak memberikan manfaat kepada orang lain dan kita melakukannya dengan ikhlas karena Allah Ta'ala. 

Berbicara tentang bahagia pastilah berkaitan dengan rasa senang. Adakah orang yang berbahagia tetapi tidak merasakan senang? Ah tentunya aneh sekali karena menurut saya kebahagiaan adalah kumpulan partikel-partikel senang yang dilepaskan oleh hormon endorfin. 

Lalu ada jugakah kaitan antara bahagia dan puas? Secara alami : Iya! Banyak tersaji cerita tentang kebahagiaan yang berakhir dengan rasa puas. Contoh : ketika kita memberikan sejumlah uang kepada orang yang membutuhkan, otomatis ada rasa senang dan kepuasan tersendiri karena telah membantunya. Membahagiakan bukan?

Tetapi ada juga yang mengatakan kalau bahagia tidak identik dengan puas, dengan kata lain seseorang itu merasakan kepuasan tetapi tidak bahagia. Ya sebenarnya sah-sah saja kalau ada yang berkata seperti itu karena perasaan puas juga bisa didapatkan melalui cara yang salah atau tidak benar. Misalnya ketika seseorang membalas dendam, ia merasa puas tetapi jauh dalam lubuk hatinya ia tidak merasakan kebahagiaan. Atau contoh lain yang sering terpampang di Media adalah para koruptor, menurut saya mereka puas karena dengan akal bulusnya bisa mendapatkan banyak uang, tetapi apakah mereka bahagia?? Semu.

Dalam skala yang lebih kecil yaitu kembali kepada diri saya sendiri, bagi saya bahagia itu bisa saja karena hal yang sederhana. Ketika saya melihat senyum bukan hanya di bibirnya tetapi juga dari matanya itu membahagiakan. Ia yang matanya berbinar-binar tidak perlu lagi menjelaskan betapa ia bahagia karena sikap saya. Ia yang tersenyum lebar tidak perlu lagi mengatakan bahwa ia senang akan keberadaan saya. Sudah cukup mata dan segala raut wajah bahagianya yang menunjukkan betapa kehadiran saya begitu berarti dihadapannya. Dan itulah kebahagiaan terbesar saya, lalu tanpa dikomandoi tubuh dan pikiran saya pun merespon hal itu, layaknya subtitle pada suatu film di otak saya tertulis "Saya pun senang ada kamu disini, merasa puas akan sikap saya yang manis yang dapat membuatmu bahagia".

Dan ketika itu terjadi saya biasanya mendengarkan lagu Boyzone Ronan Keating yang berjudul When You Say Nothing At All. Pada bagian ref liriknya berbunyi seperti ini :

The smile on your face lets me know that you need me

There's a truth in your eyes saying you'll never leave me

The touch of your hand says you'll catch me when ever i fall

Biarlah teman saya menganggap ini lagu lebay, saya tetap menyukai lagu ini dan akan saya putar berkali-kali ketika saya bahagia akan kehadiran seseorang yang telah mengisi hidup saya. Honey.. this is your song ;) *cuitcuit uhuk*

 Untuk kamu yang berbahagia...

Selamat hari jadi Syam,
Semoga tidak lama lagi kamu merasakan kebahagiaan tanpa syarat, kebahagiaan yang diberikan oleh seseorang yang bersedia menghabiskan hidupnya bersamamu selamanya, bukan cuma kepuasan sesaat. Aamiin.