#FF Empat yang sulit

Joko hari ini marah sekali kepada Rio, gara-gara Rio ia mendapat teguran dari Kepala Divisi di Kantornya

"Kenapa sih elo uring-uringan begitu?" Iwan memberanikan diri bertanya ketika dilihatnya Joko tidak berhenti memasang wajah angker

"Kesel gue sama si Rio, gara-gara dia gue dapet SP"

"Koq bisa? Memang bagaimana kejadiannya?"

"Tadi pagi gue udah bilang kalau hari ini Ka-Div mau presentasi sama client, gue suruhlah si Rio menyiapkan presentasinya, semua materinya udah gue taruh di mejanya dia dari dua hari yang lalu, eehh ternyata sama dia belum dikerjain, terus Ka-Div pikir gara-gara gue yang telat nyetor materi. Nyebelin ga tuh!!" Joko tampak sangat geram

"Iya juga ya, terus si Rio udah minta maaf dan mengakui kesalahannya belum?"

"Udah, dia juga udah ngomong sama Ka-Div kalau itu salah dia, tapi Ka-Div udah terlanjur marah-marah sama gue!!"

"Hmm.. ya udahlah toh semua udah clear kan, ngga usahlah diperpanjang"

Joko masih diam, lalu Iwan meneruskan kata-katanya

"Elo tau ga? ada empat amalan yang sulit untuk dilakukan.. bermurah hati ketika fakir, memelihara diri dari yang haram ketika sedang sendirian, mengatakan suatu yang haq... dan.. memberi maaf ketika marah"

Joko tampak mendengarkan dengan serius

"Rasulullah pernah bersabda ; Barangsiapa yang menahan amarahnya, maka Allah akan menahan adzab darinya"

Amarah Joko mulai mereda 

"Dan lagi.." lanjut Iwan "Marah itu bagaikan api yang melumat kayu bakar"

"Maksudnya??"

"Maksudnya yaa.. gitu deh hehe, udah ah yok makan siang, laper nih, marah-marah melulu nanti cepet tua loh" Iwan beranjak dari tempat duduknya