Fajar memasuki kamar tetapi tidak menemukan Wita, ia geram karena seharusnya Wita tidak kemana-mana, apalagi ketika Fajar tidak ada di rumah, ditelponnya Hp sang istri tetapi ia bertambah geram karena Wita tidak mengangkat telponnya.
"Ya ampuunn kemana sih tuh orang, ngeselin banget. Biiikkkk" Fajar berteriak dari lantai dua memanggil Bik Inah. Yang dipanggil tergopoh-gopoh menghampiri.
"Iya Den".
"Wita kemana?" tanyanya dengan nada tinggi, seolah tidak perduli apakah yang diajak berbicara orang yang lebih tua atau bukan.
"Eeee... anu.. anu Den...".
"Anu, anu, apa?" potongnya tidak sabar.
"Itu... eee.. Tadi pergi bawa koper, Bibik ndak tahu kemana".
"Memang ngga ditanya?" intonasinya semakin tinggi, sampai-sampai Bik Inah terlonjak karena kaget.
"Sudah ditanya tapi tidak dijawab Den".
"Ah.. shuut. Sudah berani ya dia, dia pikir dia siapa!!" dan sejumlah kata-kata lain meluncur dengan lancarnya. Fajar meninggalkan Bik Inah yang masih menunduk takut.
Sambil melangkah ke arah mobil yang baru saja dimasukkan ke garasi ia kembali menelpon Wita. Dan Wita tetap tidak mengangkat telponnya.
Di radius beberapa kilometer dari rumah Fajar, seorang wanita baru saja memasuki bandara, melakukan check in sebuah maskapai penerbangan dengan rute Jakarta - Solo.
"Boleh lihat KTP nya Mba?".
Ia menyerahkan KTP kepada petugas sambil berkata "Mas saya mau seat yang di dekat jendela sebelah kiri ya, jangan terlalu belakang".
"Oh boleh, sebentar saya cek dulu" si petugas sempat menatap wajahnya dan melihat ada lebam pada pipi.
Hp kembali berbunyi tetapi nada panggilan itu membuatnya mengetahui siapa yang menelpon. Ia membiarkannya.
"Terima kasih" ia menerima tiket dari petugas dan berjalan ke arah Lounge, masih ada waktu satu jam sampai tiba jadwal penerbangan pesawat ke Solo.
Hp nya kembali berbunyi tetapi kali ini bukan telpon, melainkan SMS.
Wita!! kamu dimana sih??? maksud kamu apa pergi dari rumah hah? berani-beraninya kamu. Dimana kamu? biar aku susul ke sana.
Nada marah terbaca sangat jelas, dengan gemetar ia membalas sms itu.
Maaf sayang, kamu tidak usah susul aku, aku mau pulang ke rumah orang tua ku, aku butuh sendiri. Pliss.
Tidak berapa lama setelah sms terkirim Hp nya kembali berbunyi. Ia menekan tombol reject lalu tombol Power Off. Untuk saat ini ia tidak mau mendengar perkataan apapun dari Fajar, pria yang baru dinikahinya satu tahun belakangan.
Lounge GA tampak lengang, tidak banyak orang di sana. Hanya terlihat beberapa orang yang sedang menunggu pesawat sambil menikmati hidangan yang disediakan. Perutnya pun lapar tetapi mulutnya pahit dan tenggorokannya menolak menerima makanan.
Perlahan Wita menyesap kopi, masih terasa sakit pipinya akibat terbentur meja setelah Fajar mendorongnya kemarin malam. Pertengkaran itu kembali membayanginya. Pertengkaran yang selalu berujung kepada kekerasan fisik, Fajar memang tidak segan-segan memukulnya di kala ia merasa Wita berbuat salah. Lalu setelah beberapa jam kemudian Fajar merengek agar dimaafkan dengan memberinya macam-macam hadiah. Selalu seperti itu.
Solo, Sehari setelah itu.
"Ma.. Mama pernah bertengkar hebat ngga sih dengan Papa?" Wita merebahkan kepala di pangkuan Mama, baginya tempat ternyaman adalah di dekat sang Mama.
"Ma.. Mama pernah bertengkar hebat ngga sih dengan Papa?" Wita merebahkan kepala di pangkuan Mama, baginya tempat ternyaman adalah di dekat sang Mama.
"Pernah, tapi tidak lama" Mama membelai rambutnya.
"Terus cara Papa untuk rujuk sama Mama bagaimana? Kasih kado yang mahal-mahal ngga?".
"Ngga, cukup dengan kata-kata maaf yang tulus dari hati. Dan setelah itu sikap yang manis, karena barang-barang mewah atau uang yang banyak tidak bisa jadi media untuk meminta maaf kalau setelah itu sikapnya masih sama".
Wita menahan tangisnya, ia tidak ingin Mama mengetahui hal yang sebenarnya. Mama benar, seharusnya aku tidak menerima begitu saja semua pemberian Fajar setelah perlakuannya yang buruk, seharusnya ia tahu bahwa uangnya tidak bisa membeli aku, uangnya tidak bisa membeli kebahagiaanku, katanya dalam hati.
"Sayang, pipimu kenapa? koq agak lebam?".
Wita menahan tangisnya, ia tidak ingin Mama mengetahui hal yang sebenarnya. Mama benar, seharusnya aku tidak menerima begitu saja semua pemberian Fajar setelah perlakuannya yang buruk, seharusnya ia tahu bahwa uangnya tidak bisa membeli aku, uangnya tidak bisa membeli kebahagiaanku, katanya dalam hati.
"Sayang, pipimu kenapa? koq agak lebam?".
"Oh, ngga apa-apa koq Ma" jawabnya cepat, sambil terus memikirkan tindakan apa yang harus dilakukannya untuk membuat Fajar berubah.
sedih,,,, ceritny dalam banget mbk.. ehehhe...
ReplyDeletembak kayak pandai nih buat novel teenlit. tulsiannya asik.. santai gtu...
Masa? Mau dong bikin novel hehe
Delete*hemm.... apakah ini terjadi juga pada penulisnya @.@
ReplyDeleteConfirmed : Nope!!
Delete:)
kerasa sekali si fajar kurang ramah kasian Wita..
ReplyDeleteNyaman itu pilihan bukan paksaan..
nyaman itu duduk di kursi yang sangat empuk sambil nonton film lucu favorit ditemani secangkir coklat panas... hmmmm :P
Deleteberbagi Kata Kata Motivasi
ReplyDeleteOrang slalu bilang km perlu melakukan ini dan itu, tp km tahu yg terbaik ttg dirimu dan apa yg perlu km lakukan.
Tulus dalam menggali potensi diri. Meniru hanya membuatmu menjadi orang lain, tak ada yg bisa dibanggakan. Jadi dirimu sendiri.
Keikhlasan hati dan ketegasan sikap, akan menjadikan kamu lebih siap dan lebih berani dalam menyelesaikan setiap masalah.
Apapun yang kamu rencanakan, apapun yang kamu ingin lakukan, awalilah dengan doa.
Doaku hari ini: Tuhan, berikan aku keberanian, kesabaran dan keikhlasan untuk menghadapi sulitnya kehidupan. semoga dapat di terima gan, dan salam kenal :D
hah??? eeeee... ok.. ok... terima kasih :D
Delete*pukpuk Wita.. *kasi bahu ke Wita
ReplyDeleteBtw, judulnya mengingatkan saya akan siaran perdana saya untuk program Bahasa Inggris di Radio Volare Pontianak beberapa tahun lalu. Temanya: Money, yang intinya money can't buy happiness gitu deh :D
Radio Volare? Kamu satu radio sama Hani Syawaliah?
DeleteEmang money cant buy happiness ya, money can nya buy bag or watch or car etc :D
Iya, kenal sama dia memang dari Volare. Saya gabung 2002, Kak Hani baru 2-3 tahun belakangan kalo ga salah :)
Deleteoooh gitu toh.. :)
DeleteUang memang gak selalu bikin bahagia..
ReplyDeleteuang bisa bikin happy kalo ditempatkan dengan benar :)
Deletenyepam nie mba oran ini.
ReplyDeletebtw sedih tu ceritanya, isnpirasinya drimana ya? ehm jangan jangan pengalaman nie?
wkwkwk.. ada ya orang dengan kategori spam, baru tahu hihi
Deleteinspirasinya dari mana yaa.. yang pasti bukan pengalaman pribadi :P
andai sosok fajar itu di depanku...
ReplyDeletehaaaaaaaaaahhh.....................
mau kamu apain neng?? Jitak?? :P
DeleteIh saya ngepens sama kakak. :) FFnya menyentuh hati.
ReplyDeletecuman yang harus dibenerin lagi kayaknya masalah tanda baca aja deh, kak. Kata guru saya yang bener penulisan dialog itu, tanda bacanya di dalam tanda petiknya. Misal: "Pernah, tapi tidak lama."
Kakak kereen! :)
wiihh ada yang ngepens, butuh tanda tangan??? hehe
Deleteaku memang selalu bermasalah dengan tanda baca :P okay masukannya diterima, tererengkyu
keren? emang *dilempar blogger hihi
Inget lagunya jessie j yang money, money... #syetdah! Apa hubungannya?
ReplyDeleteyang liriknya : money.. money... money.. its not bout money.. money.. money
Deleteoo itu yg nyanyi jessie j, pernah denger doang tp ga tau sapa :)
menyentuh banget mbak...semoga aja fajar mau mengakui kesalahannya dan minta maaf..
ReplyDeletehope so :)
DeleteSeharusnya tidak pergi, karena hati yang kasar hanya bisa di lunakan dengan hati yang lembut...ehmm :P
ReplyDeleteRelakah wita jika fajar nanti dilembutkan wanita lain ??
kadang ketika sepasang kekasih sedang bermasalah, mereka butuh berpisah untuk sementara waktu, saling introspeksi, dan lagi kasian wita kalo ga pergi, nanti terus2an di KDRT-in :)
Deletedari perspektif laki-laki pun, saya akan menganjurkan wita untuk segera meninggalkan fajar. kalo wita punya adik atau kakak laki-laki, terusin dikit cerpen ini Mbak, sampai cerita si fajar meringis kesakitan.
ReplyDeletejaaah preman nih kayanya hehehe.. ga ada niat tuk nerusin sih.. tapi liat nanti deh :)
Deleteterus kira-kira nanti Fajar mau di apain tuh :D
ReplyDeletedi iket di pohon terus di kelitikin rame2 :P
Deletewah masa iya, padahal tadinya aku kira bakalan garing :)
ReplyDeleteMiris banget :(
ReplyDeletegitu dew
Delete:'( jadi ingat lagu Jessy J
ReplyDeletemoney money money
DeletePertanyaan saya adalah itu dulu wita sama fajar nikahnya landasannya apa? hehe
ReplyDeleteMove on di Tekno Muslim ^^b
becoz of love :D
DeleteBerkunjung di saat liburan nih sobat..
ReplyDeleteHappy Blogging..
happy happy
DeleteAku kira diawal cerita itu kalimat konotasi, ternyata nama orang. Hehehe. Ceritanya gak begitu kompleks, tapi tetap ada pelajaran yang dapat diambil. Bagus :)
ReplyDeletekalau ceritanya kompleks barti harus lebih panjang :)
DeleteBaca judul nya aja udah tertarik, eh pas baca cerita nya, ternyata menariiik. :D
ReplyDelete(*^_^*)
Deletejelek bgt nasib si wita ya :(...
ReplyDeletehooh
Deletehikss...sediihh :(
ReplyDeletebenci sama laki2 yg temperamental...
emberr, bagusnya di cubit 100 orang ya Nay :D
Deletesiip..
ReplyDeletesaya ampe terbawa suasana :D
^__^
Deletewah sedih nih... semoga ada lanjutannya nih... ceritanya bagus bagus nih... seneng bacanya. semoga tidak ada kekerasan rumah tangga lagi ya...
ReplyDelete:D kayanya ga ada lanjutannya deh hehe
Deleteaku paling suka lihat pasangan saling ribut (tapi di tv) :p
ReplyDeleteinfotainment?? :P
Deletebagus ceritanya mbak, tapi kok kayak lagi curhat ya?
ReplyDeletega koq, bukan curhatan aku hehe
Delete