Dari Billionaire ke Negeri 5 Menara

Akhirnya saya bisa menonton 2 film keren ini, Billionaire dan Negeri 5 Menara.. Pastinya kamu sudah mendengar tentang 2 film itu kan? Keduanya berasal dari kisah nyata, yang satu dari Negeri Gajah Putih yang satunya dari Republik tercinta ini..

Billionaire

Berkisah tentang seorang pelajar yang lebih banyak main game daripada belajar, bahkan ketika sang guru menerangkan di depan kelas, ia malah asyik bermain game online. Tetapi hidupnya yang seenak-enaknya itu berhenti ketika usaha sang ayah bangkrut dan meninggalkan banyak hutang (sekitar 40 juta baht), ia berhenti sekolah walaupun kedua orang tuanya tetap menyuruhnya bersekolah. Dengan dalih ingin membantu orang tua ia mencoba-coba berbisnis dan meminjam uang ke Bank. Tentu saja Bank tidak memberikannya pinjaman karena usianya yang baru sekitar 18 tahun ditambah rumahnya telah disita. Ia mulai memutar akal, dari mulai membeli dvd player untuk bisnis sampai menjual kacang ia lakukan tapi tidak berhasil. Ia menjual komputer yang dimiliki (aku hitung sih ada sekitar 4 kompi / lappy dikamarnya) untuk usahanya itu. Tapi Ittipat tetaplah seorang anak yang keras kepala, sampai ketika kedua orang tuanya mengajaknya 'hijrah' ke China ia tetap menolak. Bertahan di Thailand dan mencoba usaha lain, yaitu menjual snack rumput laut.

Ia membeli berkardus-kardus rumput laut mentah dan menggorengnya sampai habis, tapi hasil gorengannya selalu berakhir di tempat sampah karena rasanya yang tidak enak.

Benar-benar hidup yang perih, tidak semenyenangkan bermain game, tapi kesuksesan itu akhirnya diraihnya setelah melewati berjam-jam menunggu di 7 eleven agar bisa mempresentasikan kripik snacknya juga setelah menjual mobilnya. Kini Ittipat punya sekitar 2.000 staf dan penghasilannya ratusan juta Baht.

Top Ittipat yang asli bersama Snack Rumput Lautnya

Negeri 5 Menara

Nah kalau yang ini sih tidak usah diceritakan panjang lebar, tentu sudah pada tahukaan. Seorang Ahmad Fuadi yang ingin melanjutkan sekolah SMA tapi sang amak menginginkan dia masuk Pesantren. Akhirnya demi baktinya kepada orang tua ia menuruti dan masuklah ke Pondok Madani di Ponorogo (Aslinya sih masuk Pesantren Gontor, tapi dalam Buku dan Film disebutnya Pondok Madani).

Memang lebih asyik membaca bukunya daripada menonton filmnya, tapi filmnya juga ok koq, pesannya tersampaikan dengan jelas. Memang apa pesannya? Man jadda wa jada.. Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Kata-kata ini diulang-ulang dalam Film, seperti dalam bukunya. Kalau di buku kedua kamu akan mendapati Man Shabara Zafira berulang kali. Kalau di buku ketiga... aku sih uda pernah nebak dan kata Bang Fuadi tebakanku benar, tapi.. kasih tahu gag yaaa...????? :P