“Nama?”
“Ara Septiawan
Fernandez”
“Hah.. itu nama
beneran tuh Fernandez nya?” Erli yang blak-blakan spontan bertanya
“Ya iyalah, masa
gue mau nambahin nama yang dibikin sama ortu gue” Ara cemberut
“Hehe, ya maaf
deh abisnya terlalu gaol banget sih nama elo” Erli nyengir
“Ya sudah,
silahkan duduk, atau elo mau berdiri sampe tiba giliran darah elo diambil?”
Ara ngeloyor
pergi tanpa berkata lagi, nyesel gue ikutan donor darah, anak PMI nya begitu
banget sih. Gerutunya dalam hati
“Eh eh woyy, jangan jauh-jauh duduknya nanti elo dipanggil buat mengisi biodata” Erli teriak cuek
“Iya..” …bawel,
lanjutnya dalam hati
Ini adalah kali pertama Ara mendonorkan darahnya. Sebenarnya setiap 6 bulan sekali PMI datang ke sekolahnya, tapi baru di kelas 2 sajalah ia berani menyumbang darah.
Untuk apa donor
darah? Toh kita ngga dapet apa-apa juga, Cuma mie instan, telor rebus sama
susu, padahal darah kita yang masuk PMI itu dijual lagi. Uangnya buat PMI kan?
Bukan buat si pendonor. Begitu pikirannya waktu itu, sebelum ibunya masuk Rumah
Sakit dan kehilangan begitu banyak darah.
“Ara coba ke PMI sana, darah kita ngga ada yang cocok sama mamah, Cuma Mba Lita yang sedarah dengan mamah tapi dia kan lagi di Australi” Niar berkata sambil menghapus air matanya
Ara mengangguk
cepat, meraih kunci mobil yang disodorkan Niar, menepis kebingungan karena
belum pernah sekalipun ia ke PMI sekaligus ia alergi dengan PMI, juga harus
mengontrol emosi terhadap semua yang terjadi.
Akhirnya dengan bertanya sana sini, menunggu sekian lama dan membayar sejumlah uang ia memperoleh sekantung darah yang dibutuhkan oleh ibunya. Darah orang lain itulah yang menstabilkan kondisi ibunya.
“Ara” ibunya tersadarkan diri dan mendapati ia tertidur di sofa
“Eh mamah sudah
bangun ya. Alhamdulillah, mamah sudah enakan?” Niar masuk sambil membawa 2 cup kopi
dan roti
“Ara, sleepy
head, bangon, ini loh mah si Ara kerjaannya tidur terus, bukannya jagain mamah”
Niar berkata lagi
“Yee mamah sudah
banguun, Thank God. Ara kangeenn” Ara yang anak mamah itu langsung memeluk
ibunya
“Maafin mamah
ya, gara-gara mamah teledor sampe kena tabrak begini”
“Bukan mamah
yang salah, tapi orang yang bawa mobil itu yang ngebut-ngebutan. Kabur lagi.
Ara sempet lihat plat mobilnya mah, tapi Ara belum sempat lapor ke polisi”
“Sudah sudah
ngga usah diperpanjang, yang penting mamah baik-baik saja”
“Ngga bisa gitu
dong mah, seenak-enaknya banget itu orang, dia harus bertanggung jawab. Biar
tahu rasa, Ara sudah catat nomer platnya, besok kalau Ara sudah sempat Ara akan
lapor polisi”
Mamah menggeleng kencang
“Ara, sudahlah
ngga usah dibahas”
“Tapi mba..”
kata-katanya terpotong dengan tatapan Niar
“Ya sudahlah
kalau mamah maunya begitu, Ara ngga akan tuntut orang itu tapi kalau suatu
waktu Ara ketemu, bakalan Ara gebukin dia, sampe dia kehilangan banyak darah
seperti mamah kemarin”
“Ara!” Niar
setengah membentak
“Apa?” dan ini
sang ibu yang berkata
“Ups” Ara
garuk-garuk kepala
“Ara ini lama-lama kaya cewek deh mulutnya, sudah sana pulang, kamu kan harus sekolah”
“Tapi mamah mau
dengar dulu bagaimana ceritanya koq bisa kehilangan banyak darah”
“Mba Niar saja
deh yang ceritain, aku pulang dulu ya mah. Nanti siang kesini lagi.
Assalamu’alaikum” Ara ngibrit tanpa melihat ke arah Niar
“Woyy, eh Ara Fernandez.. Ih elo bolot yah” Ara tersadar dari kejadian sebulan yang lalu itu, yang menjadi cikal bakal alasan kenapa ia, finally, mau mendonorkan darahnya
“Dari tadi
dipanggil-panggil malah melamun, ngelamun jorok yah” ternyata Erli sudah ada di
depannya, tolak pinggang
“Elo tuh dari
tadi dipanggil-panggil, mau di cek darah, ditimbang, ditanya-tanya”
Dear Blogger,
Hari ini gue donor darah, ternyata donor darah itu enak juga ya abisnya kenyang sih. Dapet Indomie rebus sama telor plus susu, lumayan ngga usah jajan di kantin… hehe
Tapi kenapa kita harus beli kalau perlu darah? Ya iyalaah, PMI kan harus ngeluarin uang untuk biaya maintenance. Darah lo itu disimpan di tempat yang dingin, kantungnya kantung khusus, dijaga temperaturnya, belom lagi bayar gaji karyawan dan segala macam.
Dan lagi, dalam Donor darah ada berbagi, lo bisa memberikan sedikit darah lo pada orang yang membutuhkan. Mungkin dengan darah lo itu orang tersebut bisa tertolong, nyawanya terselamatkan. Padahal bagi lo itu ngga terlalu berarti, tapi bagi dia.. Darah lo adalah penyelamat hidupnya.
Selain itu ternyata Donor darah itu menyehatkan loh, kalau lo ngeluarin darah berarti akan ada space dalam tubuh lo, jadi jantung bisa memompa dan memproduksi darah yang baru. Itu berarti sirkulasi darah lo lancar kan, ngga stuck ditempat.. Aiih gue ngomong apa seh hehe..
Yaa pokoknya gitu deh, tapi… ada aja yang nyebelin. Dan kali ini yang bikin sebel adalah petugas PMI nya, gue ngga tahu dia anak kelas berapa, tapi yang pasti dia itu baweeelll banget. Gayanya preman abis. Harusnya dia ikut pencak silat atau Paskibra. Bukan PMI, yang ada orang-orang yang sakit tambah sakit kalau diurusin sama dia. Intinya itu anak reseh banget!!!
Ara mempublish
postingannya dengan senyuman.
-787/50000-
No comments:
Post a Comment
leave ur track so i can visit u back :)