Meta, tetangga
Ara yang bersekolah di sekolah yang sama hari ini mengadakan syukuran karena ia
berhasil menjadi juara di Kompetisi Piano Internasional yang diadakan di
Malaysia.
Dan disanalah ia kembali bertemu dengan Erli
Dan disanalah ia kembali bertemu dengan Erli
“Ara, kenalin
ini Erli, 1 sekolah juga sama kita. Kalian saling kenalkah?”
“Ooh iya gue
kenal, elo yang waktu itu donor darah kan? Yang takut banget sama jarum suntik”
“Enak aaja siapa
yang takut”
“Ooh sudah
saling kenal, ya sudah kalau gitu aku tinggal yah” Meta meninggalkan mereka
untuk menyapa tamu yang lain
“Koq anak preman
kaya elo bisa temenan sama Meta?”
“Enak aaja
preman” kali ini Erli yang sewot “Eh elo ngga tau yah, Meta itu kalo nanya
Fisika kan sama gue. Dia kan sering ngga ada di kelas, jadi ya ngga terlalu
ngikutin pelajaran”
“Belagu, gue bilangin loh sama Meta” Ara bener-bener jengkel
“Bilang ajah”
Erli berkata sambil meninggalkan Ara yang dongkol setengah mati dengannya
Tapi perkenalan yang tidak biasa itu malah membuatnya memikirkan Erli. Dia yang anak basket dan juga juara umum selalu diperlakukan ramah oleh cewek-cewek di sekolahnya justru diperlakukan dengan tidak ramah oleh seorang cewek manis dengan segudang ekstra kulikuler.
Tidak dipungkiri bahwa ia penasaran dan ingin lebih mengenal Erli.
“Eh cewek jutek,
koq tumben sendirian, mana genk elo?” tanyanya ketika ia melihat Erli duduk
sendiri di kantin
“Ngga usah sok
akrab, mau apa?” Erli masih sibuk dengan laptopnya
“Ya ampuun, ini
kenapa sih?” ia berkata lagi sambil masih memandangi chart yang ada di layar
laptop
“Ooo gue tahu
kenapa, kayanya lo salah masukin rumus deh”
Semenjak itu mereka berdua sering bersama-sama, mendiskusikan apa saja, saling mengajari, saling membagi ilmu. Tidak terasa pertemanan mereka sudah hampir 1 tahun.
“Erli, sebagai teman yang baik, gue akan menolong elo, gue akan menjaga nama baik elo. Gue akan memback up elo” Ara berkata sok serius membuat Erli terbengong-bengong diantara kertas-kertas print yang berserakan dilantai teras rumahnya
“Maksud loooo”
“Gini yah. Gue
sebagai orang yang populer di sekolah akan membantu lo dalam hal menjaga nama
baik lo. Selama ini lo di sekolah terkenal dengan cewek sibuk sekaligus jutek.
Semuuaa anak-anak takut sama lo. Sampe cowok-cowok ngga ada yang berani nembak
lo. Nah gue akan menyelamatkan lo, daripada lo dibilang ngga laku”
“Hadoh lo ngomong apa sih coongg, ngga usah berbelit-belit deh belom pernah dilempar sandal yak”
Ara nyengir dan
garuk-garuk kepala
“Maksud gue
gimana kalau kita jadian?”
Plaakk..
penghapus staedler menclok di keningnya sebelum kemudian jatuh ke lantai
“Maksud lo
dengan pacaran sama lo itu berarti meninggikan harga diri gue gitu?? Sappa
looo” Erli mengambil mistar dan ingin memukul lengan Ara, tapi Ara berkelit
dengan senyuman lebar
“Hehe.. gitu aja
marrah, ya uudah kalau ngga mau mah”
Ara beranjak dan membereskan barang-barangnya “Udah sore, gue pulang yak”
Tapi ternyata
pembicaraan tadi masih bergantung di kepala keduanya. Dan tetap tergantung
sampai 2 minggu kemudian
Mbul, gw srius
sama kata2 gw yg waktu itu
Ara meng-bbm nya minggu pagi di antara Nasi goreng Mbok Ratmi dan Sinchan yang sedang membuat kesal ibunya
Kata2 yg mana?
Jawabnya
Udh deh ga sah
sok bego, lo kan ga bego-bego amat hehe
Lo pasti tau apa
yg gw mksd
:)
Sudah di Read, tapi ngga di bales, ya sudahlah.. Ara berkata dalam hati, setengah melempar blackberry nya ke kasur lalu ia keluar kamar
Well, maybe this
is d worst decision of me.. but.. I’ll give u a chance to b my boyfren, buuut
if u make mistake, although just a lil mistake I don’t wanna know u at all. I
warn u that Im pretty fierce and smart
Sudah Delivered tapi ngga di baca, ya sudahlah..
-1381/50000-
wah ada cerbung di sini :)
ReplyDeletewuih ada senior nih, jadi malu hehe
ReplyDelete