25.1.12

The Iron Lady

Film yang bercerita tentang Margaret Thatcher ini layak untuk disaksikan.
 
Film biografi ini dibuka dengan scene seorang wanita lanjut usia yang sedang membeli mentega. Itulah Margaret Thatcher saat ini. Dengan alur maju mundur kita bisa melihat dua sisi kehidupan Margaret.
 
Ketika teman-teman wanitanya hanya sibuk berdandan dan berpesta, Margaret muda mengisi waktunya dengan belajar dan bekerja di toko milik orang tuanya. Ia sangat tertarik mengikuti jejak Ayahnya sebagai Anggota Dewan Kota, Pidato-pidato politik sang Ayah mengilhaminya. Setelah lulus kuliah Margaret masuk Partai Konservatif dan berjuang untuk menjadi anggota parlemen. Tetapi saat itu ia kalah. Denis Thatcher mendatanginya dan mengatakan ia gagal karena ia seorang wanita dengan latar belakang keluarga dari golongan menengah yang hanya mengelola toko. Denis melamarnya, dan ia yang juga anggota Partai Konservatif berjanji akan mendukung Margaret dalam mencapai ambisinya.
 
Alur film kembali maju, kembali ke Margaret di usia senja dengan penyakit Dementia, dimana ia selalu dibayang-bayangi sang suami yang telah meninggal dunia karena kanker. Ia mendandani Denis, makan bersama dan sebagainya.

Margaret muda sukses menjadi anggota Parlemen pada tahun 1959. Sebagai satu-satunya wanita yang duduk di Parlemen, ia mulai mendominasi sampai akhirnya menjadi Menteri Pendidikan Inggris dan Ketua Partai Konservatif di tahun 1975. Ia mulai tidak sependapat dengan Perdana Menteri saat itu. Keinginannya untuk mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri ditanggapi positif oleh kedua Juru Bicaranya. Merekapun mulai menyiapkan Margaret, melatihnya untuk berbicara lebih kharismatik dan sebagainya. Usaha itu tidak sia-sia, pada tahun 1979 Margaret terpilih menjadi Perdana Menteri.

Dalam masa-masa tuanya Margaret kembali teringat kejayaan dulu. Ada masa dimana kebijakan politiknya tidak dapat diterima publik hingga menuai kerusuhan. Satu scene yang menarik yaitu ketika para bawahannya memprotes keputusannya dan ketakutan mereka kalau hal tersebut akan membuat Margaret kalah dalam pemilu berikut, lalu wanita bertangan besi itu berkata bahwa apa yang ia lakukan bukan untuk pencitraan tapi kebaikan untuk mereka semua.
 
Keputusan kontroversialnya yang lain adalah ketika ia mengumumkan perang melawan Argentina untuk mempertahankan Pulau Falklands yang berada jauh dari Inggris. Utusan dari Amerika datang dan mempertanyakan hal tersebut, dengan tegas ia mengatakan ia akan mempertahankan Pulau itu seperti Amerika mempertahankan Hawai dalam Perang Dunia II. 
 
Tapi pada akhirnya seorang Margaret pun harus mundur dari jabatan. Setelah 11 tahun pamornya mulai menghilang dan kebijakannya mulai dianggap tidak relevan.
 

 

Selain dielu-elukan, film ini juga menuai protes. Mereka menganggap penggambaran Margaret diusia senja yang lemah, pikun dan berhalusinasi sangat tidak pantas. Lalu.. Bagaimana menurut anda?

4 comments:

  1. terkadang, yang benar bisa dianggap salah dan yang slh belum tentu dianggap benar. *jiyah bulak balik deh. sama seperti madona pemeran "Evita Peron" diprotes sana sini. tapi akhirnya itu hanya akan kembali terbungkus dalam sebuah cerita

    ReplyDelete
  2. *manggut2* hooh bener buuw.. kita kan ngga bisa menyenangkan hati semua orang :), tapi yang pasti film ini girl power banget hehe

    ReplyDelete
  3. aku udah ninton film ini, kereeen lumayan

    ReplyDelete
  4. setuja eh setuju maksudnya

    ReplyDelete

leave ur track so i can visit u back :)

Friends *ThankU ;)