11.7.11

Pompeii


"Lucius, kawan baikku, aku baru mendengar bahwa Pompeii, kota yang terkenal di Campinia, telah diguncang gempa bumi yang juga mengusik distrik-distrik sekitarnya. Selain itu, sebagian kota Herculaneum luluh lantak dan bahkan bangunan yang masih berdiri jadi sangat rapuh. Neapolis juga kehilangan sebagian besar huniannya. Sebagai tambahan bencana ini, banyak pula hal yang terjadi: mereka mengatakan ratusan domba mati, berbagai patung retak, beberapa orang jatuh sakit dan setelahnya berjalan luntang lantung karena tak mampu menolong diri sendiri. Aku sudah mengatakan, ratusan domba mati di distrik Pompeii. Tidak ada alasan kau berpikir hal ini terjadi pada domba-domba itu karena rasa takut. Menurut mereka, wabah biasanya melanda setelah gempa bumi dahsyat, dan hal ini tidak mengejutkan. Karena banyak unsur pembawa maut tersembunyi di dalam bumi. Atmosfer tempat itu, yang stagnan entah karena ada cacat di dalam bumi atau karena tidak adanya kegiatan dan kegelapan yang senantiasa menaungi, berbahaya bagi mereka yang menghirupnya. Aku tidak terkejut domba-domba ini telah terjangkiti- domba yang kondisinya rapuh -karena kepala domba yang dekat dengan tanah sehingga menerima dampak udara yang ternodai itu. Bila udara yang tercemar muncul dalam jumlah besar, udara itu pasti juga menjangkiti manusia; tetapi udara murni yang cukup banyak berhasil memadamkannya sebelum sempat membubung cukup tinggi hingga bisa terhirup manusia" <- Papirus yang ditulis seseorang yang sebenarnya adalah clue bahwa ada yang tidak beres yang sedang mengintai warga Roma

Jujur ketika membaca awal-awal kisahnya agak kurang asik, tapi lama-lama duuh seru deh.. i cant stop telling my friends bout this book

Dan karena aku baik hati juga tidak sombong i will tell you that book also :D

Klimaks dari cerita ini bermula dari ketika akhirnya sang aquarius -insinyur yang ditugaskan untuk memantau dan memperbaiki saluran air- yang menemukan bahwa penyebab berhentinya pasokan air ke daerah-daerah di Romawi adalah karena belerang yang menutupi pipa air di Vila Hortensia


Tapi kesadaran akan bahaya itu sudah terlambat karena pada tanggal 24 agustus sekitar jam 9 pagi magma di dalam ruang magma di bawah Vesuvius sudah mulai meningkat dan menyebabkan erupsi, gempa lalu diikuti bunyi letusan yang keras yang menandakan menyemburnya batu dan tanah yang mendidih ke udara, dengan ketinggian sekitar 100 meter dan terus bertambah sampai mencapai 33 kilometer dengan kecepatan 1,5 juta ton per detik pada malam hari tanggal 24 agustus. Tetapi pada dasarnya itu adalah awal karena setelah itu maka akan keluarlah batu-batu panas dan muntahan lava yang lebih mematikan daripada hujan batu dan abu dan diakhiri dengan gelombang panas setebal 2 meter yang mencapai 200 derajat celcius, yang memakan korban lebih dari 2.000 nyawa dalam kurun waktu kurang dari setengah menit.

Can u imagin that?? 
mayat-mayat seperti zombie dengan berbagai posisi : lari, sembunyi, berjalan sambil membawa harta yang bisa diselamatkan, menggendong anak, terinjak oleh yang lain dengan rambut dan baju yang hangus terbakar dan hewan-hewan pun menjadi patung dalam sekejap

atau bukit-bukit batu apung setebal beberapa meter dengan tangan-tangan menyembul keluar berharap ada yang meraih lalu menolong mereka keluar dari tumpukan tersebut

plus kapal bantuan dari roma yang teronggok dan mengepulkan asap

nuansa abu-abu suram dengan udara panas 

spooky yaa...

new update : http://zilzaal.blogspot.com/2012/05/tragedi-kota-pompei-kota-laknat-yang.html

No comments:

Post a Comment

leave ur track so i can visit u back :)

Friends *ThankU ;)