Sebenarnya sudah dari beberapa waktu lalu ingin berkunjung ke Makassar, tapi karena kesibukannyaa *bukan aku yaa yang sibuk, tapi dia.. huh!! :D* jadi tertunda-tunda terus deh.. Almost 3 years deh kayanya tidak mudik, dan ketika ada rencana mudik langsung saja aku menyusun strategi *memicingkan mata, naekin alis sedikit* dalam hati berpikir kali ini harus keliling di sana, bukan cuma ke rumah saudara saja.. eits bukan berarti aku tidak mau silaturahim tapi menurutku sepertinya sayang banget kalau kita ke suatu kota tapi tidak mengunjungi tempat wisatanya.. jadilah kunjungan singkat itu aku maksimalkan dengan mengunjungi Taman Nasional Bantimurung yang berada di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.. it taken an hour and half from Makassar.. Mengantuk dan sempat tertidur di mobil tapi... tidak menyesal deh ketika sampai di Bantimurung, Taman Wisata dengan luas ± 43.750 Ha ini benar-benar asik untuk di eksplor, dengan tiket masuk seharga Rp. 10.000 saja kamu bisa berlama-lama berenang, piknik atau bahkan menguji kesehatan dan nyali (dengan cara menaiki banyak tangga menuju Goa-goa yang berada diatas air terjun).. kenapa aku bilang menguji nyali?? karena beneran deh suasana menuju Goa-goa itu seperti dalam Variety Show Uji Nyali yang dulu ditayangkan di Televisi.. agak-agak spooky gitu.. jalan panjang diapit rimbunan pepohonan, air yang tenang, plus batu-batu besar..
Hmm sebenarnya sih ingin sekali menyusuri jalan dan melihat Goa, tapi yang lain menolak dan mengajak turun jadinya ya tidak jadi.. :(
Selain air terjun dan goa-goanya Bantimurung juga dikenal sebagai Kingdom of Butterfly.. but it used to karena ketika aku di sana aku hanya melihat seekor kupu-kupu coklat buruk rupa yang terbang, tidak ada lagi kupu-kupu dengan warna warni cantik beterbangan di udara bebas, kita tetap bisa melihat kupu-kupu tersebut tapi dalam bentuk lain..
sedih juga sih melihatnya, pajangan kupu-kupu itu memang cantik tapi mereka tempatnya di alam bebas, ikut mendukung keseimbangan ekosistem alam, bukan di dalam kaca tergantung pada dinding rumah, but what can i do?? nothing, bahkan aku sempat bertanya berapa harga pajangan-pajangan itu.. (fyi: harganya bervariasi mulai dari Rp. 5.000 yaitu gantungan kunci sampai Rp. 150.000 yaitu frame kuning besar dengan beragam jenis kupu-kupu.. tertarik?? hehe)
Selain kupu-kupu Bantimurung juga dulunya tempat Monyet hidup, itulah yang menjadi alasan adanya patung monyet pada gerbang masuknya, tapi sekali lagi i can't find that, even not on a frame *tiba-tiba membayangkan monyet dalam kaca besar*
Lalu kunjungan esok hari adalah ke Puncak Malino, perjalanan kali ini memakan waktu lebih lama dari ke Bantimurung, dan bertambah lama karena jalannya yang rusak.. sayang banget deh padahal andaikan Pemda setempat lebih aware terhadap hal itu maka dapat dipastikan Malino dapat menjadi komoditi yang menjanjikan di bidang pariwisata. Sambil terlonjak-lonjak diatas jok mobil aku disuguhi pemandangan hijau yang menyegarkan mata, tapi ada juga pemandangan coklat dari sungai-sungai yang dikeruk pasir dan batu-batunya :( *menyayangkan kembali*. Aku teringat ketika melakukan perjalanan dari Banjarmasin menuju Batulicin aku disuguhi kebakaran hutan, dan kali ini perusakan alam kembali terjadi di Gowa, dengan dikeruknya pasir dan batu. Terdapat lubang dimana-mana, Longsor.. 1 kata itu yang terbersit dalam pikiran ketika melihatnya.. but once again.. what can i do??
Singkat cerita sampailah diatas sana.. wuih dingiinnn.. sempet mampir di hutan Pinus yang memang menyediakan area untuk beristirahat, naik kuda yang disewakan, minum teh/kopi hangat dan jagung rebus yang dijajakan, makan siang dan shalat di Masjid terdekat, lalu lanjuut lagiii... suer deh Puncak Bogor atau Bandung kalah dinginnya... brrr... love to be here.. #YES (paris hilton mode on)
Perjalanan kali ini ditutup dengan ke PASAR... seperti pasar pada umumnya Pasar tradisional Malino menjual 'keperluan dapur' berupa sayur mayur, tapi selain itu disini juga dijual oleh-oleh khas Malino seperti Buah Markissa, Kue Tenteng Kacang, Kue Kacang Tumbuk dan sebagainya.. harganya? jangan ditanya dijamin murah meriah dan sayur mayur serta buahnya itu segaaarr bangeettt....
iya mirip-mirip dikit dengan curug malela di Bandung http://bandungcrosscountry.wordpress.com/2011/12/04/curug-malela/
ReplyDeletenamun di curug malela tanpa kupu2.
di bantimurung jg uda ga ada kupu2 :(
ReplyDelete