Broadcastingan dari Pengajian Bang Jampang
By: Ust. KH Ihsan Tandjung
Sebagian orang ada yg mengkhususkan puasa di akhir bulan Dzulhijah dan awal tahun Hijriyah. Inilah puasa yang dikenal dengan puasa awal dan akhir tahun. Dalil yg digunakan adalah berikut ini :
“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir dari bulan Dzuhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharrom, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa. Dan Allah ta'ala menjadikan kaffarot/tertutup dosanya selama 50 tahun.”
Lalu bagaimana penilaian ulama pakar hadits mengenai riwayat di atas:
Adz Dzahabi dalam Tartib Al Mawdhu’at (181) mengatakan bahwa Al Juwaibari dan gurunya –Wahb bin Wahb- yang meriwayatkan hadits ini termasuk pemalsu hadits.
Asy Syaukani dalam Al Fawa-id Al Majmu’ah (96) mengatan bahwa ada dua perowi yang pendusta yang meriwayatkan hadits ini.
Ibnul Jauzi dalam Mawdhu’at (2/566) mengatakan bahwa Al Juwaibari dan Wahb yang meriwayatkan hadits ini adalah seorang pendusta dan pemalsu hadits.
Kesimpulannya hadits yang menceritakan keutamaan puasa awal dan akhir tahun adalah hadits yang lemah yang tidak bisa dijadikan dalil dalam amalan. Sehingga tidak perlu mengkhususkan puasa pada awal dan akhir tahun karena haditsnya jelas-jelas lemah.
Diluar hal tersebut Tahun Baru Hijriah dapat dijadikan sebagai momentum untuk perubahan ke arah yang lebih baik, merencanakan peningkatan hidup menuju masa depan yang gemilang, bahagia tidak hanya di dunia tapi juga sukses di akhirat kelak
Tapi memang agak miris melihat perbedaan antara perayaan Tahun Baru Hijriah dengan Tahun Baru Masehi, pada pergantian Tahun Baru Hijriah tidak ada gegap gempita laiknya Tahun Baru Masehi, adem ayem seperti hari-hari biasa. Bahkan mungkin banyak orang yang tidak tahu kalau Tahunnya Hijriah telah berganti, mungkin hanya ketika merayakan Idul Fitrilah baru mereka tahu bahwa tahun Hijriah telah bertambah satu
No comments:
Post a Comment
leave ur track so i can visit u back :)