9.2.13

Peri Biru & Jingga

Alkisah ada 2 peri yang berteman dekat. Peri biru dan peri jingga. Mereka berbeda sifat dan karakter tapi entah kenapa ada sesuatu hal yang membuat mereka menjadi karib.

Peri biru adalah peri yang serius, ia begitu dewasa, pintar bercerita namun tidak suka dengan peraturan yang ada.

Peri jingga adalah peri yang manja, usil, lebih banyak tertawa, periang namun penurut.

Mereka berbincang setiap hari. Di mana ada peri jingga di situ ada peri biru. Mereka saling membagi kata, bertukar cerita dan menertawai sekelilingnya.

Suatu hari peri biru jatuh cinta, pada liliput yang tinggal di bawah mereka. Ia menceritakan perasaannya itu pada peri jingga, sahabatnya. Semua ia ceritakan, biru lupa satu hal, peri jingga tak mudah menyimpan rahasia. Peri jingga yang jahil akan selalu mencari cara untuk meledek peri biru dimana pun mereka berada. Seperti saat ini, Ketika para peri berkumpul untuk menyanyikan kidung senja. Peri jingga  spontan berkata, "Hei kalian tahu tidak? Peri biru menyukai liliput loohh." Dengan tanpa beban peri jingga tertawa, ia merasa kata-katanya lucu, namun apa lacur yang mendengarnya justru terlihat tidak suka.

"Apa? Apa kau bilang Jingga?" Ibu Peri kontan menghentikan kidungnya. Semua peri juga melakukan hal yang sama.

"Eee... Eh apa yaa... Anu." Peri jingga kikuk, sayap kecilnya menciut. Pipinya yang jingga berubah menjadi merah.

Kini semua tatapan beralih ke peri biru, "Apa benar yang jingga katakan?" Ibu Peri bertanya lagi, dengan lebih lantang. Membuat semua yang berada di sana tertunduk ketakutan.

Menurut kerajan peri, mereka dan liliput, adalah dua hal yang tidak bisa menyatu, alam tidak merestuinya. Dan semua peri tahu itu, termasuk peri biru yang kini tertunduk kaku. Sekilas ia melihat peri jingga, ingin marah tapi tak kuasa.

"Masukkan dia ke dalam kerangkeng!" Tanpa menunggu jawaban peri biru, Ibu Peri telah memerintahkan dua peri pengawal untuk membawa peri biru ke puncak pohon tertinggi. Dimasukkan ke dalam sangkar yang terbuat dari akar pohon. Terisolasi, sendiri. Peri biru dihukum.

Hari-hari berlalu, peri biru masih di dalam kerangkeng. Peri jingga memohon kepada Ibu Peri agar membebaskan peri biru, tapi Ibu Peri membatu, "Hukuman tetaplah hukuman, pelanggar harus diberikan pelajaran!" Peri jingga tak kuasa mendengarnya. Ia merasa bersalah, kata-kata sepelenya membawa malapetaka. Sahabatnya sendiri terkena tulah.

Musim berganti, dinginnya menusuk tulang. Para peri meringkuk nyaman dalam batang pohon, hanya menggumamkan kasihan pada peri biru yang berada jauh di atas mereka, menantang angin dan salju yang menggempur habis-habisan.

Peri jingga ikut terluka karenanya, dengan membawa beberapa daun berdiameter lebar ia menembus hujan. Menemui sahabatnya, yang kini telah terkapar. "Biru, apa kau baik-baik saja? Bangunlah." Melawan butiran salju, peri jingga mencoba menutupi sangkar dengan daun. Peri biru semakin biru. Pucat.

"Biru, jangan pergi, maafkan aku. Aku tak bermaksud membuatmu begini. Maafkan keteledoranku, maafkan aku yang tak bisa menjaga rahasiamu. Sungguh, tak ada maksud apa-apa. Aku hanya bercanda."

Tapi Peri biru tetap bergeming, meringkuk dalam sangkar yang dingin.

"Andai ku dapat membalikkan waktu, ingin ku kembali ke masa itu. Menjaga kata-kata yang bisa melukaimu.  Peri biru sahabatku, jangan kau tinggalkan aku dalam duka yang tak terperi, ketidakberdayaanmu bagai pusara angin yang menghisap dan meluluhkan semua sendi, bila kau mati mungkin ada baiknya kalau aku pun mati, agar tak perlu lagi ku hidup dalam kubangan rasa bersalah seperti ini."

Peri jingga terus berkata, tak peduli salju yang mulai menutupi badannya. Perlahan matanya tertutup.

---------------

"Masukkan mereka berdua ke dalam pohon, hangatkan tubuhnya dengan ramuan dedaunan."

"Jadi... Ibu Peri telah memaafkan biru?"

Ibu Peri mengangguk tanpa melepaskan pandangan dari kedua peri yang terkapar lunglai. Mereka berdua memang telah melakukan kesalahan. Namun di setiap kesalahanpun pasti ada pelajaran yang dapat diambil. Biru, semoga kau lebih disiplin lagi akan peraturan. Jingga, semoga mulai saat ini kau bisa lebih menghargai sahabatmu dengan menjaga rahasianya, karena tidak semua hal perlu diketahui oleh khalayak ramai. Yang pasti, perasaan sahabatmu lebih berharga dari apapun jua. Semoga setelah ini kalian bisa lebih mengerti satu sama lain. "Ya, aku sudah memaafkan mereka."

~THE END~

77 comments:

  1. cerita yang menarik, bisa untuk contoh dikehidupan kita... mungkin disinilah fungsi sahabat dimana semua hal bisa memilah mana yang baik atau tidak diceritakan pada orang... terima kasih...

    ReplyDelete
  2. Kenapa dibelakang harus disisipi penjelasan mengenai pesan ya? Kan ini fiksi.

    ReplyDelete
  3. walau cerita fiksi...namun isi nya syarat akan arti dan pesan ya ...mbak..
    nice story.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. syarat baca tulisan ini, harus ngebayangin wanita yang cantik tapi tinggal di pohon.

      Delete
  4. ya begitulah :-) kalau tidak mau bocor marilah kita curhat pada pembalut yang anti bocor *just kidd :-D

    ReplyDelete
  5. menjaga rahasia kerap menjadi misi mulia yang terabaikan. entengnya mulut dalam berkata-kata kemudian menjadi awal malapetaka. pelajaran bagus dari sini. semoga kita menjadi orang2 yang dapat menjaga nama baik bersama.

    btw peri itu kecil ya Mbak, koq bisa saresehan di pohon.

    ReplyDelete
  6. Kisah yang ini sih udah hatam dari bulan lalu #eh....


    Kita tidak pernah benar-benar tahu mana yang berharga mana yang sekedar biasa bagi orang lain. Untuk itu cukup berkata sederhana, yang perlu saja :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seharusnya sih berbakat, itu udah ada 363 judul tulisan di sini.

      Delete
  7. Aduh selalu iri dengan cerita2 di sini

    ReplyDelete
  8. Ceritanya bagus . itulah mengapa manusia di bilang mahluk sosial . bersikaplah yang baik kepada sesama . niscaya engkau akan sejahtera dalam hidup *eaeaea :))

    ReplyDelete
  9. Baca cerita mbak , ingat ama dongeng masa kecil.

    Banyak pesan moralnya , seperti:Menghargai sahabat dengan menjaga rahasia .ibarat kata "jaga hati jangan kau nodai. Begitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kembali dimasa kecil dong selalu dinasehati, emank kita harus perlu banyak nasehat menasehati seperti dalam al qur'an surat Al'ashr.

      Delete
  10. Bagus mbak, banyak hikmahnya

    ReplyDelete
  11. pinter banget bikin ceritanya selalu ada pesan yang disampaikan..... menjaga rahasia itu penting....

    ReplyDelete
  12. Tokohnya beragam ya, kali ini Peri :)
    Btw, ada lomba nulis FF lho di: http://beranicerita.com/

    Kali2 aja mau ikutan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mampir ...
      Eh, kalau punya akun FB, add saya di akun Mugniar Bundanya Fiqthiya yaa :)
      Makasih

      Delete
  13. selamat malam sahabat baikku.. ^_^
    sudah lama tak bersilaturrahmi ke blog NF ^_^..

    ReplyDelete
  14. apa pun yang kita lakukan, pasti akan ada hikmah dibalik itu semua, yang akan menjadi pelajaran berharga, agar tidak di ulangi kesalahan tsb untuk yang kedua kali'a :)

    ReplyDelete
  15. nice post , salam kenal yaaa :D

    ReplyDelete
  16. hemmmm peri cantikkkkkkk
    hhehe secantik yag buat postingan ini dunk...:)

    ReplyDelete
  17. ada peri cantik yang seperti ini yah hehehe

    ReplyDelete
  18. waah ceritanya sangat menarik nice :D

    ReplyDelete
  19. kurang greget qaqa...
    soalnya ending ceritanya pasti begitu...
    XD

    ReplyDelete
  20. kisahnya bagus :) blogwalking malam juga nih, hehehe apakabar!

    ReplyDelete
  21. patroli wik-en bawa air se ember buat bangunin.

    ReplyDelete
  22. Berkunjung demi mendapatkan cerita menarik selanjutnya

    ReplyDelete
  23. setuju.. perasaan.. mau sahabat.. orang yg lebih tua.. anak kecil.. semua punya porsinya masing2.. :) kita emang harus pinter2 ngejaga perasaan... perasaan orang lain :)

    ReplyDelete
  24. Bangun, bangun banguuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuun...................................T.T

    ReplyDelete
  25. persahabatan memang indah walau kadang butuh pengorbanan...
    asik ceritanya...

    ReplyDelete
  26. ummmmm kenapa the end,,,,kan perjuangan cinta si peri biru harus terus berlanjut........ahihi

    ReplyDelete
  27. ibu peri, kenapa gak prnah nongol2 lagi di blog? :(

    ReplyDelete
  28. ada dunia peri yang benaran ya mbak peri hehehehhe

    ReplyDelete
  29. berkunjung silahturrahmi :)
    sukses selalu ya

    ReplyDelete
  30. Sungguh sebuah cerita yang sangat baik untuk di jadikan contoh dalam kehisupan nyata .

    ReplyDelete
  31. ceritanya menarik sekali nih. mantap pokoknya

    ReplyDelete
  32. cerita yang penuh makna, lamkenal aja gan. kunjungan pertama nih

    ReplyDelete
  33. templatenyaaaaaaa cantikkkkkkkkkkkkkk

    ReplyDelete
  34. semoga sehat selalu, Aamiin.

    lama gk update Bun.. *smile

    ReplyDelete
  35. mbak, kapan update lagi blognya? sori lama ga ngeblog. huhu

    ReplyDelete
  36. ceritanya menarik sekali enak untuk di baca ,mantap

    ReplyDelete
  37. keren keren kereeennn...

    ceritanya bagus kak ^^
    (y)

    ReplyDelete
  38. Ceritanya sangat menyentuh sekali dan sedih banget

    ReplyDelete
  39. apa kabaaaaaaaaaaaarrrrrrr?????????????

    ReplyDelete
  40. wow udah 4 bulan. kereeeeeen...

    ReplyDelete
  41. Thank you for the interesting article and pictures. Hopefully be an inspiration for us all. Greetings from blog visits thus of http://dengandemikian.blogspot.com

    ReplyDelete
  42. Mbak...
    assalamu'alaikum wrwb.
    sehat kan??
    kita mendoakan selalu di sini.

    ReplyDelete
  43. lama gak ricuh disini wkwkwkwk :p :p :p

    ReplyDelete
  44. cerita nya seru nih,, mantap..!! :)

    ReplyDelete
  45. ceritanya menarik dan seru sekali nih mba :)

    ReplyDelete
  46. mampir di peri biru, ijin nyepam ya.
    mau ngucapin selamat hari lebaran mohon maaf lahir dan batin...banyak kesalahan yang disengaja, terutama dalam berkomentar, kesempatan ini, maafin yah

    ReplyDelete
  47. sepetinya bgus kalo di jadikan dongeng sebelum tidur

    ReplyDelete
  48. Cerita fiksi yang sarat akan hikmah dan motivasi dan sangat menginspirasi sekali... :D

    ReplyDelete
  49. ah ajarin bikin fiksi dong mba

    ReplyDelete
  50. mbak nufa apa kabar?
    kenapa nggak pernah ngepost lagi?

    ReplyDelete
  51. cerita in udah saya baca beberapa kali tp kaga ada bosennya..tetep aja mnarik gan....

    ReplyDelete
  52. cerita yang menarik dan menawan semoga sukses yah jeng nufadilah .........

    ReplyDelete
  53. ni olang kemane aje jarang nongol
    kya yang ngomong wkwk

    ReplyDelete

leave ur track so i can visit u back :)

Friends *ThankU ;)