Mungkin orang mengira kalau þunyα six sense itϋ cool, tapi bagiku tidak. Not cool at all. Bagaimana mungkin melihat bayangan tanpa
kepala bisa dikatakan cool? Sesosok manusia yang penuh darah dan tidak
bertangan lewat ϑi depanmu tapi kau harus pura-pura tidak melihatnya
agar dia tak mendekat. Kau mematung, membiarkannya lewat, bernapas
sepelan mungkin seolah dengan begitu dia tidak menyadari keberadaanmu.
That's not cool.
Aku sering meminta kepada Tuhan untuk dicabut saja 'kelebihan' ku itϋ, tapi sampai detik ini, aku masih bisa melihat mereka. Padahal bisa dibilang hampir setiap hari aku harus pulang malam. Còbα kau bayangkan, berapa banyak sosok yang berseliweran ϑi sekitarku. Aku harus apa? Memejamkan mata? Bisa-bisa tidak lama kemudian aku sudah bergabung dengan mereka gara-gara tertabrak mobil.
Sebenarnya mereka juga menyadari kelebihanku ini. Αϑα beberapa yang mendekat tapi langsung menjauh lagi ketika ku katakan, "Tolong jangan ganggu aku, aku pun tak mengganggumu." Lalu kenapa sosok ϑi belakangku sekarang sepertinya tidak мαυ pergi? Padahal aku sudah mengatakan kalimat andalanku itϋ. Kenapa ia justru semakin mendekat? Ya Tuhan, bulu kudukku sampai meremang. Aku tak berani menoleh, walaupun aku bisa menduga kalau sosoknya buruk sekali.
"Jangan ganggu aku." Aku beringsut menjauh, parahnya bus yang aku tunggu belum datang. Setengah sembilan. Belum terlalu malam, belum waktumu menakut-nakuti orang. Batinku.
"Aku hanya ingin berteman." Tiba-tiba sosok itϋ berkata, tengkukku dingin. Kakiku membeku, seolah terperosok dalam es ϑi Arktik sana.
"Maaf aku tidak bisa." Mulutku bergerak pelan, berbanding terbalik dengan detak jantungku yang sangat kencang.
"Kenapa?" Sepertinya ia semakin mendekat, bulu kudukku sudah mencuat, seperti bulu landak, mungkin bila balon menyentuhnya, balon itϋ akan pecah.
"Manusia tidak berteman dengan kalian." Aku sengaja menyebut kalian karena -walaupun tatapanku lurus ke depan- aku bisa melihat beberapa dari mereka mendekat. Termasuk gadis cilik berbaju terusan warna orange dengan boneka ϑi tangannya, gadis yang sering ku lihat menangis ϑi bawah jembatan penyebrangan.
"Kenapa kalian tidak berteman dengan kami?!"
Deg! Tiba-tiba sosok itϋ sudah berada ϑi depanku. Ya Tuhan, dengkulku lemas. Aku kaget sekali, tidak menyangka dengan gerakannya yang melesat. Untung jantungku buatanMu, kalau buatan China pasti sudah copot. Arghh....
"Karena dunia kita berbeda." Sekuat tenaga aku menjauh darinya, menghentikan bus yang akhirnya datang juga. Dengan sisa-sisa tenaga aku melompat ke dalam bus, duduk ϑi bangku kosong yang paling dekat denganku berdiri.
Aku menarik napas lega. Cukup untuk hari ini. Dan untuk selamanya, aku harap tidak αϑα lagi komunikasi dengan makhluk astral seperti itϋ.
Aku merogoh tas, mencari receh ketika kenek bus mendekat. Tanpa melihat aku sodorkan uang lima ribu rupiah kepadanya. Kenek itϋ memberikan kembalian sambil berkata, "Jangan takut, dia memang sengaja mengganggumu. Besok-besok sebaiknya kamu nggak nunggu bus disitu."
Kontan aku mendongak, wajah penuh tanyaku hanya dijawabnya dengan senyum. Ia pergi sambil mengedikkan bahu.
Aku sering meminta kepada Tuhan untuk dicabut saja 'kelebihan' ku itϋ, tapi sampai detik ini, aku masih bisa melihat mereka. Padahal bisa dibilang hampir setiap hari aku harus pulang malam. Còbα kau bayangkan, berapa banyak sosok yang berseliweran ϑi sekitarku. Aku harus apa? Memejamkan mata? Bisa-bisa tidak lama kemudian aku sudah bergabung dengan mereka gara-gara tertabrak mobil.
Sebenarnya mereka juga menyadari kelebihanku ini. Αϑα beberapa yang mendekat tapi langsung menjauh lagi ketika ku katakan, "Tolong jangan ganggu aku, aku pun tak mengganggumu." Lalu kenapa sosok ϑi belakangku sekarang sepertinya tidak мαυ pergi? Padahal aku sudah mengatakan kalimat andalanku itϋ. Kenapa ia justru semakin mendekat? Ya Tuhan, bulu kudukku sampai meremang. Aku tak berani menoleh, walaupun aku bisa menduga kalau sosoknya buruk sekali.
"Jangan ganggu aku." Aku beringsut menjauh, parahnya bus yang aku tunggu belum datang. Setengah sembilan. Belum terlalu malam, belum waktumu menakut-nakuti orang. Batinku.
"Aku hanya ingin berteman." Tiba-tiba sosok itϋ berkata, tengkukku dingin. Kakiku membeku, seolah terperosok dalam es ϑi Arktik sana.
"Maaf aku tidak bisa." Mulutku bergerak pelan, berbanding terbalik dengan detak jantungku yang sangat kencang.
"Kenapa?" Sepertinya ia semakin mendekat, bulu kudukku sudah mencuat, seperti bulu landak, mungkin bila balon menyentuhnya, balon itϋ akan pecah.
"Manusia tidak berteman dengan kalian." Aku sengaja menyebut kalian karena -walaupun tatapanku lurus ke depan- aku bisa melihat beberapa dari mereka mendekat. Termasuk gadis cilik berbaju terusan warna orange dengan boneka ϑi tangannya, gadis yang sering ku lihat menangis ϑi bawah jembatan penyebrangan.
"Kenapa kalian tidak berteman dengan kami?!"
Deg! Tiba-tiba sosok itϋ sudah berada ϑi depanku. Ya Tuhan, dengkulku lemas. Aku kaget sekali, tidak menyangka dengan gerakannya yang melesat. Untung jantungku buatanMu, kalau buatan China pasti sudah copot. Arghh....
"Karena dunia kita berbeda." Sekuat tenaga aku menjauh darinya, menghentikan bus yang akhirnya datang juga. Dengan sisa-sisa tenaga aku melompat ke dalam bus, duduk ϑi bangku kosong yang paling dekat denganku berdiri.
Aku menarik napas lega. Cukup untuk hari ini. Dan untuk selamanya, aku harap tidak αϑα lagi komunikasi dengan makhluk astral seperti itϋ.
Aku merogoh tas, mencari receh ketika kenek bus mendekat. Tanpa melihat aku sodorkan uang lima ribu rupiah kepadanya. Kenek itϋ memberikan kembalian sambil berkata, "Jangan takut, dia memang sengaja mengganggumu. Besok-besok sebaiknya kamu nggak nunggu bus disitu."
Kontan aku mendongak, wajah penuh tanyaku hanya dijawabnya dengan senyum. Ia pergi sambil mengedikkan bahu.
~THE END~
mlm sip ni postingannya
ReplyDelete:)
Deletedimana tu Mbak tempat halte bus wingit itu Mbak? saya pengin mampir besok. hehe
ReplyDeletetuhkan saya bilang juga apa pa zach itu mantan jawara sih jadi naluri jagoannya ga hilang2 :D
Deletesaya boleh menginterpretasikan: ini busnya yang bus hantu, atau haltenya aja yang berhantu. atau ada celah lagi yang belum saya tangkap sebagai pembaca.
ReplyDeletehaltenya berhantu dan ada 1 lagi celah yang belum pa zach tangkap. apakah ituuu :)
Deletentar dulu, beri kesempatan saya buat membaca lagi. penasaran, sayah.
Deletewah padahal ga perlu tingkat penelitian yang tinggi, malah terlihat di permukaan n so simple :P
DeleteIni cerita nyata atau fiksi mb? :)
ReplyDeletefiksi mbak ;)
DeleteHaltenya berhantu sama keneknya juga punya six sense ya ?
ReplyDelete*senyum lebar*
Deleteboro-boro nunggu bus, nunggu ojegan dateng aja lama-lama n udah malem aku mah atut.. :D
ReplyDeletetooosss *Eh
Deletentar ..sy temani neng..saya antar jemput pake ojek scooter...vespa
ReplyDeleteberarti tempatnya itu bgs direkomendasikan bua org2 yg galau sma bad mood yah kak.. biar syoknya bisa kaget2 naik :D
ReplyDelete=)) jadi ga galau lagi x ya Ai :P
Deletehii atut... kalau saya mah ambil langkah seribu wussstt....
ReplyDeletekalo saya mah ga pake ambil langkah, langsung pingsan *lho
Deletewuahahaha... punya six sense malah takut.
ReplyDeletega semua orang menikmati penampakan :)
Deletewah...mbak nufa mempunyai kelebihan itu ya... :)
ReplyDeletesering ya mbak...mengalami kejadian itu...
serem abisss ya...hehe :)
bukan saiah, ini fiksi
DeleteRasa teganhku sedikit terobati saat membaca bagian ini "...Untung jantungku buatanMu, kalau buatan China pasti sudah copot. Arghh...." hehe...
ReplyDeleteUntung dibawak tulisan ini ada label #Fiksi-nya.
kalo ga ada label fiksinya mang kenapa?
Deleteyg saya bayangin, keneknya itu kepalanya gundul. Hehe. mirip Hari Panca...
ReplyDeletenice postingan gan , , izin menyimak
ReplyDeletehehehe, aduh, saya kira nyata, Mbak...
ReplyDeleteHmmm....
ReplyDeleteHanya Fiksi toh.., kalau emang beneran tidak perlu takut kok, selama tdk mengganggu gak perlu takut.
tenang aja Bun.., klo ada yg ngaku bs liat 'arwah'/Roh' yakin sj org itu lg 'sakit'.., dlm artian org itu hrs diruqyah.., jd jgn anggap itu kelebihan atw anugerah, itu malah sebalikx *smile
ReplyDeletekeren nih pak kenek, punya indra ke'6 juga...hihihi
ReplyDeleteuntung aja fiksi.. kalo beneran saya mau minta tolong mbak nufa buat melihat jenis demit2 yang suka korupsi :p
ReplyDeletewalaupun fiksi tapi ceritanya bagus, dapat membawa emosi pembaca ke dalam cerita dan bahasanya mudah dicerna..
ReplyDelete#nice post^^
aku punya pengalaman sekali tentang horor & amit2 kalau keulang lagi soalnya tidur kagak nyenyak & jadi paranoid
ReplyDeletewhew jantung buatan china memang ada -__-
ReplyDeletega semua bisa di kw :D
wahaha .. mantab dah .... ^_^
ReplyDeletehahaha... emang ada jantung dari china ??
ReplyDeletekunjungan perdana :) sambil baca2
ReplyDeletevisit n koment back y dblogq :)
skalian follow blogq y nnti ak folback
Harusnya dah gk takut lg klo dah biasa lihat makhluk yg tak kasat mata (setan...!)
ReplyDeleteAku malah penasaran pengen lihat, kmu bisa ngajarin gk?
Klo bisa, ajarin ya :)
ya sy juga nh malah lebih penasaran pengen lihatt
Deleteiya nhsama dgn saya, malah penasaran pengen lihat
Deleteini kisah tentang jarak antara hantu dengan manusia yaa..??
ReplyDeletedibungkus dengan interaktif banget ...
seolah hantu juga bisa berteman dengan manusia .. kayak Casper yaa :D
memang terkadang kelebihan yg kita punya terkadang menjadikan momok yg sangt mengerikan bagi kita,tapi bila kita bisa memenet nya bisa jadi hal yang luar biasa lho sob...sering-sering istigfar aja sob..buat meminimimalisr bertemu mereka...
ReplyDeleteini cerita knp gak diikutin ke GA ku sob.. blh kamu posting ulang kok, asalkan syarat 6 katanya masuk..
ReplyDeleteweeeh, aku bacany merinding. berarti di situ emang angker tuh
ReplyDelete