Kicau Kacaaauuuu

Bukunya kang Indra Herlambang yang berwarna kuning ini sepertinya menyegarkan untuk dibaca, tapi tidak termasuk buku yang mungkin akan saya beli.. karna saya punya aturan sendiri dalam membeli buku, yaitu Best Seller, kecuali buku agama yang saya tilik dari authornya... kenapa harus Best Seller?? Ya karena dengan dibeli banyak orang menunjukkan kalau buku itu memang harus atau paling tidak layak untuk dibaca... seperti misalnya buku dengan judul Pocong juga pocong.. hmm mungkin judulnya terdengarnya tidak berbobot, horor picisan, ngga mutu *kesempatan menghina* tapi.. buku tersebut sudah sold out dalam 1 jam pertama peluncurannya, dan dimana-mana para abege itu teriak karena kehabisan, dan minggu berikutnya sudah cetak dan cetak ulang kembali, tapi.. saya tidak memantau sudah cetakan ke berapakah sekarang, yang pasti dari tanggal 1 juli 2011 sampai saat ini buku PJP masih menjadi Best Seller, seperti bukunya 7 Keajaiban Rezeki karya ippo santosa (yang saya beli juga, dan nanti akan saya review sedikit, kalau saya sudah selesai membacanya hehe)... Intinya saya tetap baca buku Kicau Kacau tapi saya tidak membeli sendiri... :)

Buku itu saya pinjam dari kakak kelas SMP yang tidak pernah ketemu di SMP, ketemunya malah di milis, dan sekalinya ketemu cuma mau pinjemin saya buku, tapi... sebelumnya kita udah chat via ym or bbm, itulah salah 1 kelebihan dunia maya saat ini, mendekatkan yang jauh tapi mudah-mudahan tidak menjauhkan yang dekat :)

Kembali ke buku KK, hmm frankly bukunya agak datar dan monolog *ya ealaah ini kan bukan kumpulan dialog* Tapi... sebenarnya ketika membaca buku ini saya bisa bergumam "I've been there.." karena buku ini memang kumpulan kisah sehari-hari yang biasa kita alami, kecuali Jumpa Obama tentu, atau Mengulik Miyabi??

Dan ada 2 chapter yang saya suka.. yaitu Quote Unquote dan Menginjak-injak Bapak Ibu

Quote Unquote :

berisi tentang menyoal drugs dari berbagai sumber, bener-bener dari berbagai sumber.. dari seorang ibu yang menggerus obat untuk anaknya yang tidak bisa minum obat kalau tidak digerus sampai anak kecil yang pamer karena bisa minum obat pil sendiri.. dari teman yang mencekoki drugs kepada pemula sampai teman yang hang over... dari kakak galak yang melarang untuk nyoba-nyoba nge drugs sampai ke ibu yang menyuruh untuk jangan lupa bawa obat, masuk angin.. dari orang kurus yang di duga pakai sabu sampai di kira ngobat karena lincah banget di lantai dansa.. dari pembenaran bahwa ganja termasuk tanaman herbal sampai pembenaran bahwa happy 5 adalah obat dokter..

Chapter ini membuat saya tersenyum lebar dan sesekali menahan tawa di bangku busway dari Tg. Priuk menuju PGC

Menginjak-injak Bapak Ibu

Bertolak belakang dengan Chapter di atas, chapter ini lumayan membuat mata berkaca-kaca *masih dalam busway, tapi menuju Tg. Priuk dari PGC, in another time* 

Kisah Kang Indra tempo dulu ketika sang Bapak dan Ibu senang sekali diinjak atau dipijat badannya untuk melepaskan rasa penat dan lelah setelah berjibaku dengan kesibukan seharian penuh. Tapi sepertinya Kang Indra kurang menikmati acara injak menginjak tersebut maka ia lebih suka menghindar. Dan kini ketika ia sudah besar, jangankan menginjak Bapak dan Ibu, memijat mereka pun mereka tidak mau, dengan alasan "Jangan Indra kan sudah capek kerja"

Intinya di Chapter ini adalah, betapa kedua orang tua kita telah melayani kita tanpa pamrih dan keluh, sedangkan kita anak-anaknya, betapa kita berusaha menjauhi mereka karena takut di suruh

Padahal suatu saat di masa depan, ketika kita telah lebih wise kita akan sangat ingin sekali memutar waktu dan melakukan dengan senang hati apa-apa yang mereka mau.. Tapi saat itu telah terlambat..