Tak bisa ku jawab kata-kata indah dari seseorang yang dulunya
pernah sangat ku cinta.
Tapi cinta yang salah tidak perlu dimanja.
Karena hanya menghancurkan banyak hati yang terlibat di
dalamnya.
Dan aku sampai pada fase menyesal telah mengenal dia.
Menyesal pernah merengkuh indahnya waktu yang tak seharusnya
aku rasa.
Mungkin baginya sikapku ini hanya keegoisanku semata.
Padahal tidak, aku memikirkan hati orang2 disekitar yang
tentu tak bisa menerima perasaannya itu begitu saja.
Dan apakah aku pun sudah tidak lagi merasa cinta? Ku katakan
“Iya”.
Rasa itu telah ku terbangkan bersama angin senja.
Walau rindu terkadang hadir seolah meminta haknya.
Membuatku tak kuasa menyapa dan… Kembali jatuh ke lubang
yang sama?
Kali ini ku katakan “Tidak” karena aku belajar untuk
menghargai logika.
Tidak ada nomernya yang ku simpan dan kembali dia ku kubur
dalam peti kayu yang ku buang ke ruang hampa.
Sudah-cukup-selesai-tidak-akan-ada-lagi-kita.
Walaupun hanya berteman saja.
Note : Penggalan narasi yang masih mencari rumah fiksinya.
No comments:
Post a Comment
leave ur track so i can visit u back :)