13.5.18

Tabligh Akbar Masjid Istiqlal 10 Mei 2018 dengan tema Air Mata Ramadhan (I)

Kajian menyambut bulan Ramadhan ini diisi oleh Ustadz  Firanda Andirja, Ustadz DR Sufyan Baswedan dan Ustadz DR Syafiq Riza Basalamah. 

Saya akan mencoba merangkumnya sesuai kemampuan saya ya, kalau ada salah tulis mohon dimaafken 😊 *sambil mata keliyep-keliyep menahan kantuk😬*.

Ustadz Firanda Andirja
  • "Seluruh amalan umat Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, itu untukku." Merupakan hadits Qudsi yang menyatakan kedudukan puasa di bulan Ramadhan.
  • Ibadah yang semakin ikhlas dan tidak terlihat oleh orang lain maka semakin special di sisi Allah.
  • Kapankah 1 Ramadhan? Kaidahnya adalah "keyakinan itu tidak bisa dihilangkan dengan keraguan, hanya bisa dihilangkan dengan keyakinan (lain)", maka itu Rasulullah melarang kita berpuasa 1 atau 2 hari sebelum Ramadhan (dikhawatirkan waktu-waktu tersebut sudah masuk bulan Ramadhan). Karenanya pastikan dulu apakah hilal sudah terlihat apa belum sebagai bentuk untuk meyakinkan bahwa bulan Ramadhan sudah datang, namun jika hilal belum terlihat maka genapkan bulan Sya'ban menjadi 30 hari (sebagai bentuk meyakinkan yang lain).
  • Niat puasa Ramadhan dilakukan sejak malam hari, "Barangsiapa tidak berniat pada malam hari maka tidak ada puasa baginya." Hadits ini hanya berlaku untuk puasa wajib bukan puasa sunnah. Perbedaannya : Puasa wajib berniat di malam hari dan tidak boleh berbuka di siang hari sedangkan Puasa sunnah boleh berniat di pagi/siang hari (selama belum makan/minum) dan boleh berbuka puasa di siang hari. Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah dan beberapa sahabat radiallahu anhuma.
  • Bolehkah berniat puasa untuk sebulan penuh? Terjadi ikhtilaf di antara para ulama tapi sebaiknya setiap hari kita berniat berpuasa karena 1 hari itu berdiri sendiri tidak berkaitan dengan hari lain.
  • Sahur sebaiknya dilakukan menjelang subuh. Apabila kita sahur pada jam 1 malam, misalnya, maka itu tidak termasuk sahur. Terdapat hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah setelah selesai sahur langsung menuju masjid untuk shalat dan jaraknya itu sekitar 50 ayat atau sekitar 15 menit saja. Hadits lain menyatakan bahwa Bilal mengumandangkan adzan pertama maka makanlah sahur lalu Imam Ummi Maktum adzan yang kedua dan saat itulah baru selesai sahur lalu menuju shalat subuh.
  • Selain memberikan makanan berbuka puasa, memberikan makanan sahur pun berpahala karena para sahabat radiallahu anhuma pun sahur bersama Rasulullah.
  • Kesalahan saat ini yaitu sebelum imsak atau ketika imsak kita berhenti sahur (padahal saat itulah harusnya menjadi waktu yang lebih tepat untuk sahur apabila kita merujuk pada hadits-hadits di atas).
  • Hadits yang masih ditakwil oleh para ulama adalah apabila adzan sudah dikumandangkan tetapi masih memegang gelas minuman/makanan boleh dilanjutkan sahurnya. Hal ini dibolehkan ketika kita ragu apakah masih boleh makan dan minum tetapi apabila kita sudah mengetahui jadwal adzan subuh maka hadits yang masih ditakwil tadi tidak berlaku.
  • Batalnya puasa dikarenakan makan, minum atau berjima. Kecuali ia lupa maka boleh melanjutkan puasanya.
  • Adab berbuka yaitu a) Buka segera (contohnya ketika berada di pantai lalu matahari sudah terlihat tenggelam maka boleh berbuka tanpa harus menunggu adzan) b) niat berbuka c) berdoa, karena saat itu rahmat Allah sedang turun.
  • Adab tarawih seperti jumlah rakaatnya tidak terbatas (pendapat jumhur ulama/4 madzhab/ijma salaf). Ibnu Taimiyyah berkata "Barangsiapa yang menyangka bahwa tarawih ada batasan rakaatnya maka dia salah."
  • Tidak ada 2 witir dalam 1 malam.

No comments:

Post a Comment

leave ur track so i can visit u back :)

Friends *ThankU ;)