22.12.17

Kajian Singkat Ustadz Adi Hidayat : Agar Rezeki Tidak Mampet

Ust. Adi Hidayat
Agar Rezeki Tidak Mampet

Rumus memahami konsep sesuai syariat (penjelasan dalam Al Qur'an) : 

Anak yang shaleh/shalehah sebagai nikmat kehidupan -> Al Araf (7) : 189
Setelah lahir mendapat Asi yang baik, anaknya mendapat kebaikan/sehat dari usia 0-2 tahun -> Al Baqarah (2) : 233
2-usia baliq, anak menjadi shaleh/shalehah -> Luqman (31) : 13-19
Mulai sekolah -> At Taubah (9) : 122
Meningkat prestasi -> Al Mujaadilah (58) : 11
Mulai sekolah lebih tinggi, ta'aruf dengan temannya -> Al Hujuraat (49) : 13
Serius ingin menikah -> An Nisa (4) : 4, Ar Rum (30) : 21
Sudah menjadi suami -> An Nisa (4) : 19, menjadi istri -> An Nisa (4) : 34 
Mencari Rizqi -> Al Baqarah (2) : 168 / 172

Kalau kita salah memahami konsep ini rizki sulit didapatkan kenikmatan tidak hadir.

1. Rizki sifatnya universal, orang kafir pun dapat. Dan rizki menuntut usaha jadi jangan katakan "Kenapa saya ga kaya-kaya padahal sudah shalat". Al Baqarah ayat 29. Tetapi walau rizki berlaku universal maka bila mencari rizki yang tidak legal akan ada hukumannya.

2. Alokasi rizki kepada yang baik (halalan thayyiban). Di sini pun tidak berlaku hukum aqidah. Contoh seseorang alim ulama yang membeli kacang yang basi jika dimakan akan tetap sakit perut. Al Baqarah 172. Dan hukum ini hanya berlaku bagi orang Islam yang beriman karena Allah akan mendekatkan rizki kepada orang yang beriman, berbeda dengan di point 1 bahwa manusia harus ikhtiar dulu. Al Baqarah 168. Jadi kalau rizki dirasa mampet mungkin ada yang salah dengan prosesnya, mencari dengan nafsu bukan dengan iman dan takwa.

QS 17 : 36 :> Fuad yang berada di dalam hati yang menunjuki kebenaran dan menyuruh/menegur bila mendekati yang tidak baik.

3. Point 1 : Kerja - capek - dikasih (An Nas)
    Point 2 : kerja - didekatkan (Amanu)
    Point 3 : belum minta - dikasih (Bitaqwa)
   
QS 7 : 96 
Untuk meningkatkan takwa Al Baqarah 2-5
QS 25 : 3 (waman yatakillah yaj...)

Rasulullah sudah mencapai ketakwaan yang sempurna sehingga tidak meminta pun sudah diberikan oleh Allah. (seperti dalam Surat Adh Dhuha).
Nabi Musa meminta dahulu dalam doanya ketika akan menghadap Fir'aun (doanya : rabbi shrahli sadri)
Nabi Nuh pun meminta diturunkan bencana untuk kaumnya yang kuffar.

Wallahu'alam.

2 comments:

  1. Hai hai, Ketemu lagi ama gue nih yang rejekinya lagi mampet. Ihik. Gue jadi pengen hijrah setelah ngebaca kajian singkat ini ... hiks. <<--ini apa coba?

    ReplyDelete

leave ur track so i can visit u back :)

Friends *ThankU ;)