Sepekan berlalu dan masih teringat saat itu.
Ketika ia pergi... bergeming walau dipanggil, terdiam dalam waktu.
Perlahan kami membasuh hingga ujung kaki dari kepala.
Berusaha selembut mungkin sambil mengatakan 'Maaf' seolah kekasaran sedikit saja masih menyakitinya.
Hari berganti dan kami masih terbayang wajahnya.
Raut tanpa beban seakan mengatakan bahwa tak ada lagi derita.
Tidak lagi sakit kepalanya, perutnya, punggungnya atau lain sebagainya.
Efek kerasnya kemo dan obat lain telah hilang seiring hilangnya nyawa.
Meninggalkan kami keluarganya yang berkata telah ikhlas namun belum bisa berhenti meneteskan air mata.
Maaf... ini bukan ratapan, raungan atau ketidak-ridhoan, ini hanya rasa sedih karena interaksi di dunia berhenti sampai di sini.
Tetapi kami percaya bahwa di Mahsyar nanti kami akan berjumpa lagi.
Dan semoga sejalan bukan berseberangan, saling memberi syafaat bukan menghujat.
Hari ini, sepekan berlalu dan masih akan teringat senyum terakhir itu, kebaikan-kebaikannya, kasih sayangnya dan semua-muanya.
Walau di hari ketujuh ini tidak ada Nujuh hari tapi bukan berarti kami tak peduli karena doa kami selalu menyertai.
Bersemayamlah dengan tenang Mbakku, semoga Allah memperlihatkan Jannah-Nya pada pagi dan petang, pertanda Ia ridho kepadamu.
#InLovingMemorySister
Catatan kaki :
Sungguh, meninggalnya seseorang dapat membuat kita luruh tapi tidak boleh menjadikan kita runtuh.
No comments:
Post a Comment
leave ur track so i can visit u back :)