Pertama-pertama sebelum melanjutkan membaca postingan saya
ini, saya minta kepada pembaca agar bersikap santai (kaya di pantai) karena ini cuma
sekedar ‘sekelebatan’ pemikiran saya saja :)
pictfromhere |
Gagal Move On...
Tiga kalimat itu pastinya sudah cukup akrab
di telinga para netizen. Tiga kata yang biasanya menggambarkan kesedihan
berkepanjangan setelah putus cinta. Tapi tiga kata kramat yang terkesan
nelangsa itu kini bergeser arti setelah kita memasuki era Presiden yang baru,
karena tiga kata itu tidak hanya disematkan pada para jomblo-jomblo yang
ditinggal pacar tapi juga pada para pemilih dan atau simpatisan calon Presiden
yang kalah.
Coba perhatikan berapa banyak tudingan ‘gagal move on’ yang
dilontarkan para simpatisan Presiden. Banyak bukan?
Kalau di Home Facebook saya sih banyak :D.
Jadi terbersit pertanyaan sebenarnya yang gagal move on itu kubu siapa ya?? Well maksud saya
begini, suka tidak suka rela tidak rela pasangan Presiden & WaPres yang terpilih sudah satu tahun
menjabat. Nah dalam satu tahun itu banyak kebijakan Pres & WaPres yang tidak sesuai dengan masyarakat, lalu
apa salah kalau masyarakat melayangkan protes? Toh di era Presiden-presiden
sebelumnya masyarakat Indonesia 'terbiasa' dengan berdemo, protes, mencibir,
mencaci, menyalahkan, menghujat dan sebagainya ketika ada kebijakan yang dirasa
cukup kontroversial. Tapi banyak juga kok keberhasilan mereka! Begitu kata simpatisan... yaa harus banyak dong sesuai janji kampanye dulu hehe... ups wait apa saya salah bicara? Oke saya ubah dengan... yaa harus banyak dong namanya juga jadi Presiden, tugasnya memang buanyaak buanget. Nah kalau yang ini terdengar lebih soft and tender tidak? :D
Nyatanya di era yang baru ini, masyarakat (khususnya netizen)
seolah terpecah menjadi dua kubu yang berakhir dengan perang status yang tidak
ada habisnya. Pendukung Pres & WaPres terpilih saat ini tidak terima dengan
protes yang ditujukan kepada Presidennya, maka disematkanlah kata-kata ‘gagal
move on’ ‘pasukan sakit hati’ dan sebagainya.
Nah dari sini lah pertanyaan saya muncul. Sebenarnya siapakah yang gagal
move on? Apa benar pendukung capres yang tidak terpilih atau jangan-jangan
pendukung Pak Pres yang merasa kalau saat ini masih era kampanye jadi apa pun
kata-kata Pak Pres harus dimanuti?
Ups... sampai sini jangan mulai emosi ya...
Coba deh renungkan
sendiri bagaimana hidup (negeri) kita saat ini. Jadi apa salah kalau masyakarat
menuding bahwa kebijakan Pak Pres itu tidak pro rakyat? Menurut saya, siapa pun
Presidennya entah itu pilihan kita atau bukan yaa wajar-wajar saja kalau kita
kritisi KARENAA kita semua yang merasakan dampaknya secara langsung. Bukan hanya pendukung Presiden terpilih.
Intinya, ini bukan masalah gengsi untuk terus membela
mati-matian idola kita, ini juga bukan saatnya untuk menghujat dengan
serampangan capres yang tidak kita pilih. Ini saatnya kita mengawal,
mengkritisi, memberi saran untuk kebaikan bersama, dan lebih baik juga kalau kita sama-sama
berdoa agar para pejabat di istana sana bertindak atas nama rakyat. Karena
mereka adalah wakil rakyat yang dipilih untuk mengabdi kepada rakyat, bukan
kepada golongan tertentu.
Last but not least... jangan mau ah kita rakyat
Indonesia yang punya semboyan ‘berbeda-beda tapi tetap satu’ dipecah belah demi
kepentingan segelintir orang.
Salam damai.
naaaa saya setuju....
ReplyDeletekita kudu jd rakyat yg cerda
ih postnya samaan kaya akyu
Saya juga setujuuu hehe
Deleteyang saya sebel, pas presiden jaman dulu gak pro rakyat, dia heboh nyinyirin, giliran presiden jagoan dia gak pro rakyat, ngebelanya abis-abisan. mbok nyinyirnya yang adil, gak pilih2 :D
ReplyDeletesoalnya ga ada yang perlu dinyinyirin katanya sih, kan berita2 di luaran itu hoax #eh
DeleteYaaa biar melek politik juga kan... Dari siapa untuk siapa. He
ReplyDeleteoleh siapa...
Delete:)
Wah, ternyata tentang politik. Aku sendiri sih kurang suka kalau bahas politik ya, karena nggak mudeng, hehe. Tapi ya gitu, aku aja yang team golput (ketahuan deh), dukung-dukung kebijakan presiden yang sekarang. Kritik juga penting sih, tapi kalau ngehujat itu yang nggak boleh.
ReplyDeleteJangan sampe terpecah jadi dua hanya karena beda pilihan. Mari jadi rakyat yang cerdas, dengan ikut serta mencerdaskan rakyat kita :))
banyak juga yang mengkritik dengan santun tapi tetap dikasih julukan 'pasukan sakit hati dan gagal move on' tapi ga boleh tutup mata juga kalau memang ada keberhasilannya. yaa make it fair lah hehe
Deletehadiiiirrrr...
ReplyDeletebawain pisang goreng
lama ga berkunjung kesini, kangen euy
Haaiii duuj senengnga dibawain pisgor nyumnyuumm 😄😄
Deletehadiiiirrrr...
ReplyDeletebawain pisang goreng
lama ga berkunjung kesini, kangen euy