24.1.17

#Fiksi : When She loves S**

"When i fall in love... it will be forever," suara khas Nat King Cole samar-samar terdengar dari jendela yang sedikit terbuka, apartemen di lantai dua tentu saja tidak dapat meniadakan berbagai suara di bawah sana, termasuk klakson mobil dan lalu lalang penghuni Greenhill Village. Sebuah downtown di utara Massachussets. Sebenarnya Bunga tidak keberatan dengan lagu yang seolah menjadi soundtrack dari kegamangannya saat ini tetapi suara bising lainnya membuat ia menutup rapat jendela. Dibacanya kembali email yang sudah beberapa kali ia baca, email tentang curahan hati seseorang, email tentang cinta seseorang tersebut yang tidak berbalas karena perbedaan. 

"Dear Ms. Bunga, please tell me why i can't fall in love with someone that makes me comfortable. Why she becomes rude when she knows that i love her..." curahan seseorang yang katanya telah bersahabat lama dengan seseorang yang ia cinta namun menjadi menghindarinya ketika mengetahui kalau ia telah jatuh cinta. Bunga menghela napas, berat untuk menjawab. Sebagai seseorang yang tinggal di negara bebas dan lebih menjunjung hak asasi, ia tidak bisa langsung menjawab dengan konsep agama. Dan hal itu sudah ia sadari ketika memutuskan untuk menjadi consultant di negara yang berlandaskan demokrasi liberal.

"Apakah ia mengatakan alasannya menghindarimu? Not being nice to you?" Akhirnya ia merespon email tersebut dengan satu kalimat pendek. Dan tanpa menunggu lama sebuah email masuk, jawaban dari pertanyaan tersebut.

"Dear Ms. Bunga, terima kasih atas jawabanmu. Ya... dia mengatakan kalau aku sakit, freak, dan dia tidak ingin berteman lagi denganku. Dengan nada keras dia berujar kalau dia masih normal. Hal yang sangat menyakitkan."

Hati Bunga mencelos, ia tahu kalau ia selalu melibatkan hati dalam setiap kasus yang diterima, tidak jarang matanya bengkak akibat tangisan setelah mengingat kembali apa yang dialami client-nya, para wanita yang datang dengan wajah lebam karena KDRT, remaja tanggung yang phobia dengan lelaki dewasa setelah mendapat perlakuan tidak pantas, juga kisah kegagalan cinta. 

"Saya tidak dapat membahas ini melalui email, kalau anda bersedia datanglah ke Heart Flower Centre agar kita bisa mencari penyelesaiannya." Kalimat pamungkas sebagai komitmen bahwa Bunga bersedia membantu Carol. Dibukanya agenda untuk mencatat apa kira-kira yang akan ia katakan nanti. Tentang hubungan dua orang insan dalam ikatan bernama cinta, namun bukan cintanya para pesakitan. Tentang firman Sang Pencipta atau kisah Sodom dan Gomora. Tentang kemungkinan 'sembuh' dan bahagia. 

Tangan Bunga meletakkan pena lalu meraih mouse, mengarahkan pada sebuah foto di kiri bawah email, Carol tersenyum manis tapi Bunga tahu ada trauma yang membuatnya melawan kodrat Sang Khalik, sesuatu yang mungkin akan sulit diubah tapi... tidak ada yang tidak bisa bukan kalau Tuhan berkehendak?   





Terkadang manusia tertipu antara dua kata 'cinta' dan 'nafsu' dan menempatkannya pada posisi yang keliru. Walau terkadang juga manusia menyadari bahwa cinta yang hakiki adalah cinta yang berlandaskan pada Ilahi Rabbi, tempat nanti manusia kembali... ~ Heart Flower Centre, Massachussets.

No comments:

Post a Comment

leave ur track so i can visit u back :)

Friends *ThankU ;)