Tahukah kamu apa hebat itu? Hebat adalah ketika orang-orang terdekat memperlakukanmu dengan tidak manusiawi tetapi kamu tetap berdiri sebagai seorang manusia.
Aku akan menceritakan diriku sendiri, yup diriku yang tidak pernah dianggap oleh keluarga.
Aku adalah seorang anak yang tidak diharapkan kehadirannya oleh kedua orang tuaku. Bukan! Bukan karena aku dilahirkan dari seorang wanita yang tidak bersuami, justru kedua orang tuaku telah menikah. Sstt ... Tapi aku beritahu ya, mereka berbeda keyakinan. Tadinya ibuku ingin bercerai dengan ayah ... humm, dia itu mata keranjang. Tidak peduli kalau dia telah mempunyai istri dan seorang anak, tapi dia tetap saja menggoda wanita lain. Yang aku dengar sih, dia sudah bosan dengan ibuku, dia ingin mencari wanita yang seiman. Di lain pihak, ibuku juga sudah akan memasukkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama. Tapi Tuhan berkata lain, tiba-tiba ibuku hamil! Dia mengandung aku, sebenarnya dia sudah berusaha untuk membuangku, tapi aku terlalu kuat! Aku bertahan, walaupun dia sudah meminum berbagai macam obat dan jamu-jamuan untuk meluruhkan aku. Aku hebatkan?
Singkat kata aku lahir, sempurna tanpa cela. Aku semakin tumbuh dan cantik. Tapi orang tuaku tetap tidak berubah kawan. Mereka masih saja bertengkar. Ibuku kembali mengajukan gugatan cerai, namun ayah menolak dan dengan berbagai cara ia berhasil membuat mereka tidak bercerai, lagi. Hei aku tahu darimana? Jangan heran kawan, ibuku sendiri yang sering bercerita. Kadang ia juga mengeluhkan kehadiranku, katanya gara-gara aku ia tidak jadi bercerai. Dan tanpa ia sadari, aku menyeka air mataku di sela-sela ceritanya itu, bayangkan, umurku baru dua belas tahun tapi aku sudah harus menebalkan telinga untuk mendengarkan segala sumpah serapahnya. Dan aku hanya bisa diam.
Kini, usiaku sudah dua puluh dua tahun, aku cantik, bahagia dan punya uang. Aku tinggal di apartemenku sendiri, hidupku nyamaaann. Semenjak lulus SMA aku merantau ke Jakarta dan ... taraaa aku diterima di sebuah agensi, menapaki karier sebagai figuran di salah satu sinetron, lalu perlahan aku menjadi pemeran utama. Humm saat ini wajahku kerap muncul di televisi. Orang tuaku? Ah aku tidak mau peduli, untuk apa? Toh mereka juga tidak pernah mempedulikan aku. Walaupun beberapa kali kakakku menelpon dan mengabarkan kalau ibu sakit, aku tetap bergeming. Aku tidak mau pulang karena terlalu banyak luka di sana. Cukup! Belasan tahun aku hanya mendengar pertengkaran dan cacian dari kedua orang tuaku, sekarang saatnya aku menikmati hidupku sendiri. Jangan ganggu aku! Sekali lagi aku katakan : Tolong. Jangan. Ganggu. Aku!
#Fiksi